Menjenguk Orang Sakit
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتَّةٌ بِالْمَعْرُوفِ يُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِذَا لَقِيَهُ وَيُجِيبُهُ إِذَا دَعَاهُ وَيُشَمِّتُهُ إِذَا عَطَسَ وَيَعُودُهُ إِذَا مَرِضَ وَيَتْبَعُ جِنَازَتَهُ إِذَا مَاتَ وَيُحِبُّ لَهُ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
. Dari Ali, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "(Hak) seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam perkara: memberi salam kepadanya jika bertemu, memenuhi undangannya jika dia mengundangnya, mendoakannya jika ia bersin, menjenguknya jika ia sakit, dan mengantarkan jenazahnya jika ia meninggal dunia." Shahih: Ash-Shahihah (1832).
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ أَرْبَعُ خِلَالٍ يُشَمِّتُهُ إِذَا عَطَسَ وَيُجِيبُهُ إِذَا دَعَاهُ وَيَشْهَدُهُ إِذَا مَاتَ وَيَعُودُهُ إِذَا مَرِضَ
. Dari Abu Mas'ud, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "(Hak) seorang muslim terhadap muslim lainnya ada empat perkara: mendoakannya jika ia bersin, memenuhi undangannya jika mengundang, berta'ziah jika ia meninggal dunia, dan menjenguknya jika ia sakit." Shahih: Ash-Shahihah (2154). Diriwiyatkan pula oleh Imam Muslim dengan redaksi yang lebih sempurna.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسٌ مِنْ حَقِّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ رَدُّ التَّحِيَّةِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَشُهُودُ الْجِنَازَةِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ إِذَا حَمِدَ اللَّهَ
. Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Ada lima hak seorang muslim terhadap muslim lainnya; menjawab salam, memenuhi undangan, mengantarkan jenazah, menjenguk yang sakit, mendoakan orang yang bersin jika ia memuji Allah (mengucapkan alhamdulillah)." Shahih: AlAhkam (66), Ash-Shahihah (1832) Muttafaq 'Alaih.
سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ عَادَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاشِيًا وَأَبُو بَكْرٍ وَأَنَا فِي بَنِي سَلَمَةَ
. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, "Rasulullah SAW dan Abu Bakar pernah menjengukku (saat aku sakit dengan berjalan kaki), sementara aku berada di suku Bani Salamah." Shahih: Muttafaq 'Alaih.
Pahala Menjenguk Orang yang Sakit
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَتَى أَخَاهُ الْمُسْلِمَ عَائِدًا مَشَى فِي خَرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ
. Dari Ali, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menjenguk saudaranya sesama muslim yang sedang sakit, berarti ia berjalan di kebun surga sampai ia duduk, jika ia telah duduk maka ia akan diliputi dengan rahmat, apabila ia (menjenguknya) pada waktu pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakannya hingga sore hari, jika ia (menjenguknya) pada waktu sore hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakannya hingga pagi hari. Shahih: Ar-Raudh 1155, Ash-Sahihah 1367.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَادَ مَرِيضًا نَادَى مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلًا
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka akan ada yang berseru kepadanya dari langit, 'Kamu telah berbuat baik dan perjalananmu pun baik dan kamu menempati sebuah rumah di surga." Hasan: Al Misykah 1575 dan 5015, Tahqiq ke-2. At-Taliq Ar-Ragib 4/162.
Mentalqin Orang yang Sedang SakaratuI Maut dengan Kalimat "Laa Ilaha Illallah"
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Talqinlah (tuntunlah) orang yang sedang sakaratul maut diantara kalian dengan kalimat 'laa ilaha illallah' (Tiada tuhan selain Allah)." Shahih: Al Irwa' 3/149, Ar-raud 1125, Al Ahkam 10, dan Muslim.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
. Dari Abu Sa'id Al Khudri, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Talqinlah (tuntunlah) orang yang sedang sakaratul maut diantara kalian dengan kalimat 'laa ilaha illallah' (tiada tuhan selain Allah)." Shahih: Al Irwa' 686. Muslim.
Doa Ketika Orang Sakit Mengalami Sakaratul Maut
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَضَرْتُمْ الْمَرِيضَ أَوْ الْمَيِّتَ فَقُولُوا خَيْرًا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَبَا سَلَمَةَ قَدْ مَاتَ قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبًى حَسَنَةً قَالَتْ فَفَعَلْتُ فَأَعْقَبَنِي اللَّهُ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Ummu Salamah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian menjenguk orang sakit atau orang yang sedang mengalami sakaratul maut maka ucapkanlah yang baik-baik, sesungguhnya malaikat akan mengamini apa yang kalian ucapkan." Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku mendatangi Rasulullah SAW, lalu aku berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Salamah telah meninggal dunia.' Beliau bersabda, "Bacalah doa, Ya Allah, ampunilah aku dan dia, dan berilah aku ganti darinya dengan yang lebih baik." Ummu Salamah berkata, "Lalu aku melakukannya, maka Allah memberi ganti untukku dengan orang yang lebih baik darinya (Abu Salamah, suaminya), yaitu Nabi Muhammad SAW." Shahih: Ar-Raudh (1191), AlAhkam (12). Muslim.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَرْوَاحَ الْمُؤْمِنِينَ فِي طَيْرٍ خُضْرٍ تَعْلُقُ بِشَجَرِ الْجَنَّةِ
. Dari Ka'b bin Malik, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ruh-ruh orang-orang yang beriman itu beradapada burung hijau yang bergelantungan dipohon surga" Shahih: Al Misykah (1231).
Orang Mukmin Diberi Pahala Saat Ruhnya Dicabut
عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
. Dari Buraidah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin meninggal dunia dengan mengeluarkan keringat di keningnya." Shahih: Al Ahkam (hal.35), Al Misykah (1610).
Memejamkan Kedua Mata Mayit
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَلَمَةَ وَقَدْ شَقَّ بَصَرُهُ فَأَغْمَضَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الرُّوحَ إِذَا قُبِضَ تَبِعَهُ الْبَصَرُ
. Dari Ummu Salamah, dia berkata, Rasulullah pernah masuk menemui Abu Salamah (yang telah wafat) dalam keadaan kedua matanya terbuka, lalu beliau memejamkan kedua matanya, kemudian bersabda, "Sesungguhnya ketika ruh dicabut, maka matanya mengikutinya." Shahih: Al Ahkam (12). Muslim.
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَضَرْتُمْ مَوْتَاكُمْ فَأَغْمِضُوا الْبَصَرَ فَإِنَّ الْبَصَرَ يَتْبَعُ الرُّوحَ وَقُولُوا خَيْرًا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تُؤَمِّنُ عَلَى مَا قَالَ أَهْلُ الْبَيْتِ
. Dari Syadad bin Aus, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian mendatangi orang yang telah meninggal dunia maka pejamkanlah matanya, sesungguhnya mata mengikuti ruh (saat dicabut), dan ucapkanlah hal-hal yang baik, sesungguhnya malaikat akan mengamini apa yang diucapkan oleh penghuni rumah." Hasan: Ar-Raudh (1191), Ash-Shahihah (1092). Muslim tanpa redaksi "maka pejamkanlah matanya" karena hal itu telah diisyaratkan melalui perbuatan Rasulullah SAW. Al Ahkam (12).
Mencium Mayit
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَبَّلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُثْمَانَ بْنَ مَظْعُونٍ وَهُوَ مَيِّتٌ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى دُمُوعِهِ تَسِيلُ عَلَى خَدَّيْهِ
. Dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah mencium Utsman bin Mazh'un saat ia sudah wafat, seakan-akan aku melihat air mata beliau menetes di kedua pipinya." Shahih: Al Misykah (1623), Al Irwa' (693), Al Ahkam (20-21), Mukhtashar Asy-syamail (280).
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَعَائِشَةَ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ قَبَّلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مَيِّتٌ
. Dari Ibnu Abas dan Aisyah, bahwa Abu Bakar mencium Nabi SAW saat beliau sudah wafat. Shahih: Al Misykah (1624), Al Irwa" (692), Al Mukhtashar (327), Al Ahkam (20-21). Bukhari.
Memandikan Mayit
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نُغَسِّلُ ابْنَتَهُ أُمَّ كُلْثُومٍ فَقَالَ اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَاجْعَلْنَ فِي الْآخِرَةِ كَافُورًا أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ فَإِذَا فَرَغْتُنَّ فَآذِنَّنِي فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ فَأَلْقَى إِلَيْنَا حَقْوَهُ وَقَالَ أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ
. Dari Ummu Athiyah, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah masuk menemui kami yang saat itu sedang memandikan jenazah putri beliau, Ummu Kultsum, lalu beliau bersabda, "Mandikanlah dia tiga kali, atau lima kali atau lebih dari itu —jika menurut kalian harus demikian— dengan air dan daun bidara, dan berilah air kafur atau sesuatu yang mengandung kafur pada terakhir kalinya, jika kalian sudah selesai maka beritahukanlah aku," maka ketika kami telah selesai, kami pun memberitahu beliau, kemudian beliau memberikan sarungnya kepada kami, sambil berkata, "Jadikanlah ia sebagai pakaian yang melekat di tubuhnya" Shahih: Al Irwa" (129), Al Ahkam (48). Bukhari.
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ بِمِثْلِ حَدِيثِ مُحَمَّدٍ وَكَانَ فِي حَدِيثِ حَفْصَةَ اغْسِلْنَهَا وِتْرًا وَكَانَ فِيهِ اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا أَوْ خَمْسًا وَكَانَ فِيهِ ابْدَءُوا بِمَيَامِنِهَا وَمَوَاضِعِ الْوُضُوءِ مِنْهَا وَكَانَ فِيهِ أَنَّ أُمَّ عَطِيَّةَ قَالَتْ وَمَشَطْنَاهَا ثَلَاثَةَ قُرُونٍ
. Dari Ummu Athiyah, sama dengan hadits Muhamad...". Adapun hadits yang berasal dari riwayat Hafshah, terdapat redaksi "mandikanlah secara ganjil, adapula redaksi "mandikanlah tiga atau lima kali" adapula redaksi "Mulailah bagian kanannya dan anggota wudhu" adapula redaksi "bahwa Ummu Athiyah berkata, kami pun menyisirnya menjadi tiga kepang." Shahih: Al Irwa' Muttafaq 'Alaih.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ غَسَّلَ مَيِّتًا فَلْيَغْتَسِلْ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa memandikan mayit, maka hendaknya ia mandi (setelah memandikanya)." Shahih: Al Misykah (541), Al Ahkam (53).
Suami yang Memandikan Istrinya dan Istri yang Memandikan Suaminya
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَوْ كُنْتُ اسْتَقْبَلْتُ مِنْ أَمْرِي مَا اسْتَدْبَرْتُ مَا غَسَّلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ نِسَائِهِ
. Dari Aisyah, dia berkata, "Kalau saja aku mengetahui perkaraku lebih awal, maka aku tidak akan menundanya, tidak ada yang boleh memandikan Nabi SAW selain para istri beliau." Shahih: Al-Ahkam (49).
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ رَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْبَقِيعِ فَوَجَدَنِي وَأَنَا أَجِدُ صُدَاعًا فِي رَأْسِي وَأَنَا أَقُولُ وَا رَأْسَاهُ فَقَالَ بَلْ أَنَا يَا عَائِشَةُ وَا رَأْسَاهُ ثُمَّ قَالَ مَا ضَرَّكِ لَوْ مِتِّ قَبْلِي فَقُمْتُ عَلَيْكِ فَغَسَّلْتُكِ وَكَفَّنْتُكِ وَصَلَّيْتُ عَلَيْكِ وَدَفَنْتُكِ
. Dari Aisyah dia berkata, "Rasulullah SAW pulang dari Baqr, beliau mendapatiku saat aku merasa kepalaku sangat pusing, aku berkata, 'Oh Kepalaku!' Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Bahkan aku yang sakit kepala, wahai Aisyah'. Kemudian beliau bersabda lagi, 'Apakah yang membuatmu resah jika kamu meninggal dunia sebelumku, aku yang akan mengurusmu, memandikanmu, mengkafani, menshalati, dan menguburkanmu.' Hasan: Al Ahkam (50), Al Irwa' (700), Difa' An Al Hadits (53-54).
Memandikan Jenazah Nabi SAW
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ لَمَّا غَسَّلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَهَبَ يَلْتَمِسُ مِنْهُ مَا يَلْتَمِسُ مِنْ الْمَيِّتِ فَلَمْ يَجِدْهُ فَقَالَ بِأَبِي الطَّيِّبُ طِبْتَ حَيًّا وَطِبْتَ مَيِّتًا
. Dari Ali Bin Abu Thalib, Dia berkata, "Ketika orang-orang memandikan Nabi SAW, maka mereka pun menyentuh beliau sebagaimana mereka menyentuh mayit yang lain, namun mereka tidak mendapatkan apa-apa (kotoran) lalu Ali berkata, "Demi ayahku yang baik, engkau hidup dalam keadaan yang baik dan mati pun dalam keadaan yang baik." Shahih: Al Ahkam (50), Takhrij Al Mahktarah (452).
Mengkafani Nabi SAW
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُفِّنَ فِي ثَلَاثَةِ أَثْوَابٍ بِيضٍ يَمَانِيَةٍ لَيْسَ فِيهَا قَمِيصٌ وَلَا عِمَامَةٌ فَقِيلَ لِعَائِشَةَ إِنَّهُمْ كَانُوا يَزْعُمُونَ أَنَّهُ قَدْ كَانَ كُفِّنَ فِي حِبَرَةٍ فَقَالَتْ عَائِشَةُ قَدْ جَاءُوا بِبُرْدِ حِبَرَةٍ فَلَمْ يُكَفِّنُوهُ
. Dari Aisyah: Bahwa Nabi SAW dikafani dengan 3 lapis pakaian putih yang berasal dari Yaman, tidak memakai baju dan serban. Lalu dikatakan kepada Aisyah, "Mereka menyangka bahwa beliau telah dikafani dengan mantel yang berjahit." Maka Aisyah menjawab, "Mereka telah membawa mantel, namun mereka tidak mengkafani beliau dengannya." Shahih: Al Ahkam (63), Al Irwa' (22). Muttafaq 'Alaih, sementara dalam riwayat Bukhari tidak ada masalah mantel yang berjahit.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ كُفِّنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَلَاثِ رِيَاطٍ بِيضٍ سُحُولِيَّةٍ
. Dari Abdullah bin Umar dia berkata, "Rasulullah SAW dikafani dengan 3 lapis kain putih yang terbuat dari katun, berasal dari desa suhuliya. Hasan Shahih: dengan yang sebelumnya.
Kafan yang Disunahkan
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ ثِيَابِكُمْ الْبَيَاضُ فَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ وَالْبَسُوهَا
. Dari Ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik pakaian kalian adalah yang berwarna putih, maka kafanilah jenazah kalian dengannya dan pakailah (oleh kalian yang masih hidup)." Shahih: Al Ahkam (62), Al Misykah (1638), Ar-Raudh (407) Mukhtashar Asy-Syamail (54).
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَلِيَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُحْسِنْ كَفَنَهُ
. Dari Abu Qatada, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang diantara kalian menangani (mengurus), saudaranya (yang wafat), maka hendaklah memperbagus kafannya?' Shahih: Al Ahkam (58).
Larangan Mengumumkan Kematian
عَنْ بِلَالِ بْنِ يَحْيَى قَالَ كَانَ حُذَيْفَةُ إِذَا مَاتَ لَهُ الْمَيِّتُ قَالَ لَا تُؤْذِنُوا بِهِ أَحَدًا إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَكُونَ نَعْيًا إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأُذُنَيَّ هَاتَيْنِ يَنْهَى عَنْ النَّعْيِ
. Dari Bilal bin Yahya, dia berkata, "Adalah Hudzaifah jika mendengar ada yang meninggal dunia, ia berkata, "Janganlah kalian memberitakan kepada siapapun, sesungguhnya aku takut hal itu merupakan pengumuman kematian, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW —dengan kedua telingaku ini— telah melarang untuk mengumumkan kematian." Hasan: Al Ahkam (31).
Mengantarkan Jenazah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرِعُوا بِالْجِنَازَةِ فَإِنْ تَكُنْ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا إِلَيْهِ وَإِنْ تَكُنْ غَيْرَ ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ
. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Percepatlah dalam menguburkan jenazah, jika ia orang yang shalih maka kebaikan yang kalian berikan kepadanya. Jika ia bukan orang shalih, maka keburukanlah yang kalian lepaskan dari leher-leher kalian." Shahih: Al Ahkam (71). Muttafaq 'Alaih.
سَمِعَ الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الرَّاكِبُ خَلْفَ الْجِنَازَةِ وَالْمَاشِي مِنْهَا حَيْثُ شَاءَ
. Dari Al Mughirah bin Syu'bah dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang berkendara hendaknya berada di belakang jenazah dan orang yang berjalan kaki boleh berada dimana saja yang ia inginkan. " Shahih: Al Ahkam (73), Al Irwa' (716).
Berjalan di Depan Jenazah
عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ يَمْشُونَ أَمَامَ الْجِنَازَةِ
. Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Aku pernah melihat Nabi SAW dan Abu Bakar serta Umar berjalan di depan jenazah." Shahih: Al Misykah (1668), Al Irwa' (739)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ يَمْشُونَ أَمَامَ الْجِنَازَةِ
. Dari Anas Bin Malik, dia berkata, "Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Ustman pernah berjalan di depan jenazah." Shahih: Al Ahkam (74), Al Irwa' (3/191)
Tidak Bolehnya Membelakangkan Jenazah dan Mengikutinya dengan Api
أَنَّ أَبَا بُرْدَةَ حَدَّثَهُ قَالَ أَوْصَى أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ حِينَ حَضَرَهُ الْمَوْتُ فَقَالَ لَا تُتْبِعُونِي بِمِجْمَرٍ قَالُوا لَهُ أَوَ سَمِعْتَ فِيهِ شَيْئًا قَالَ نَعَمْ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Abu Burda, dia berkata, "Abu Musa Al Asyhari ketika dalam keadaan sakratul maut dia berwasiat, janganlah kalian membawa api (saat membawa jenazahku). Orang-orang bertanya kepadanya: apakah engkau mendengar suatu hadits mengenai hal itu? Dia menjawab, ya, aku mendengarnya dari Rasulullah SAW" Hasan: Al Ahkam (8-9).
Jenazah yang Dishalati oleh Sekelompok Kaum Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ مِائَةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ غُفِرَ لَهُ
. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang dishalati oleh seratus orang muslim maka ia akan diampuni (dosa-dosanya)" Shahih: Al Ahkam (99).
عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ هَلَكَ ابْنٌ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ فَقَالَ لِي يَا كُرَيْبُ قُمْ فَانْظُرْ هَلْ اجْتَمَعَ لِابْنِي أَحَدٌ فَقُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ وَيْحَكَ كَمْ تَرَاهُمْ أَرْبَعِينَ قُلْتُ لَا بَلْ هُمْ أَكْثَرُ قَالَ فَاخْرُجُوا بِابْنِي فَأَشْهَدُ لَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ أَرْبَعِينَ مِنْ مُؤْمِنٍ يَشْفَعُونَ لِمُؤْمِنٍ إِلَّا شَفَّعَهُمْ اللَّهُ
. Dari Kuraib seorang budak Ibnu Abbas, dia berkata, "Putra Ibnu Abdullah Bin Abbas meninggal dunia, lalu Abdullah Bin Abbas berkata kepadaku, "Wahai Kuraib berdirilah dan lihatlah apakah ada orang yang terkumpul bertakziah untuk putraku?" Aku menjawab, "Ya, ada." Lalu Ibnu Abbas berkata, "Berapakah jumlah mereka yang kamu lihat, adakah 40 orang? Aku menjawab, "Tidak, bahkan jumlah mereka lebih dari itu. Ibnu Abbas berkata, "Maka keluarkanlah putraku, aku bersaksi sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah 40 orang mukmin yang memintakan syafaat untuk seorang mukmin yang lain, melainkan Allah SWT akan memberikan syafaat kepada mereka ". Shahih: Al Ahkam, Ash-Shahihah (2267). Muslim juga meriwayatkan sepertinya.
Komentar atas Orang yang Meninggal Dunia
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ مُرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِنَازَةٍ فَأُثْنِيَ عَلَيْهَا خَيْرًا فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ فَأُثْنِيَ عَلَيْهَا شَرًّا فَقَالَ وَجَبَتْ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْتَ لِهَذِهِ وَجَبَتْ وَلِهَذِهِ وَجَبَتْ فَقَالَ شَهَادَةُ الْقَوْمِ وَالْمُؤْمِنُونَ شُهُودُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ
. Dari Anas Bin Malik, dia berkata, "Sebuah jenazah pernah melewati Nabi SAW, kemudian ia dipuji dengan kebaikan, maka beliau bersabda, "Wajib baginya (surga)." Kemudian ada sebuah jenazah lain melewati Nabi SAW dan ia disebut-sebut dengan keburukan. Maka beliau bersabda, "Wajib baginya (neraka)". Lalu ditanyakan kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah engkau mengucapkan kepada mayat ini wajib baginya (surga), dan kepada mayat itu engkau mengatakan wajib baginya (neraka). Rasulullah SAW menjawab, "Kesaksian suatu kaum dan orang-orang yang beriman adalah kesaksian Allah di muka bumi". Shahih: Al Ahkam (4445). Muttafaq 'Alaih.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مُرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِنَازَةٍ فَأُثْنِيَ عَلَيْهَا خَيْرًا فِي مَنَاقِبِ الْخَيْرِ فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ مَرُّوا عَلَيْهِ بِأُخْرَى فَأُثْنِيَ عَلَيْهَا شَرًّا فِي مَنَاقِبِ الشَّرِّ فَقَالَ وَجَبَتْ إِنَّكُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ
. Dari Abu Hurairah. dia berkata, "Sebuah jenazah melewati Nabi SAW dan ia disebut-sebut dengaii kebaikan dari beberapa perbuatannya yang baik. maka beliau bersabda, "Wajib baginya (surga). Kemudian jenazah lain melewati Nabi SAW lalu ia disebut-sebut dengan keburukan dalam perkara dan perbuatannya yang buruk, maka Rasulullah SAW bersabda, "Wajib baginya (neraka), sesungguhnya kalian adalah para saksi Allah di muka bumi." Shahih: Al Ahkam Ash-Shahihah (2600).
Dimanakah Posisi Iman Saat Menshalati Jenazah?
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ الْفَزَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى امْرَأَةٍ مَاتَتْ فِي نِفَاسِهَا فَقَامَ وَسَطَهَا
. Dari Samurah Bin Jundab Al Fazary, bahwa Rasulullah SAW pernah menshalati jenazah perempuan yang wafat saat nifas, dan beliau berdiri di bagian tengahnya. Shahih: Al Ahkam (110). Muttafaq 'Alaih.
عَنْ أَبِي غَالِبٍ قَالَ رَأَيْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ صَلَّى عَلَى جِنَازَةِ رَجُلٍ فَقَامَ حِيَالَ رَأْسِهِ فَجِيءَ بِجِنَازَةٍ أُخْرَى بِامْرَأَةٍ فَقَالُوا يَا أَبَا حَمْزَةَ صَلِّ عَلَيْهَا فَقَامَ حِيَالَ وَسَطِ السَّرِيرِ فَقَالَ الْعَلَاءُ بْنُ زِيَادٍ يَا أَبَا حَمْزَةَ هَكَذَا رَأَيْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ مِنْ الْجِنَازَةِ مُقَامَكَ مِنْ الرَّجُلِ وَقَامَ مِنْ الْمَرْأَةِ مُقَامَكَ مِنْ الْمَرْأَةِ قَالَ نَعَمْ فَأَقْبَلَ عَلَيْنَا فَقَالَ احْفَظُوا
. Dari Abu Ghalib dia berkata, "Aku pernah melihat Anas Bin Malik menshalati jenazah seorang laki-laki, ia berdiri di hadapan kepala jenazah, lalu didatangkan jenazah yang lain, jenazah perempuan, lalu orang-orang berkata, "Wahai Abu Hamzah, shalatilah dia." Maka dia berdiri di posisi tengah-tengah kasur. Al Ala' bin Ziad berkata kepadanya, "Wahai Abu Hamzah! demikiankah engkau melihat Rasulullah SAW menshalati jenazah laki-laki seperti posisimu, dan menshalati jenazah wanita seperti posisimu? Ia menjawab, Ya." Ia (Anas bin Malik) pun menghadap kepada kami dan berkata, "Peliharalah (hal ini)." Shahih: Al Ahkam (109), Al Misykah (1679).
Bacaan untuk Jenazah
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ عَلَى الْجِنَازَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
. Dari Ibnu Abbas, "Bahwa Nabi SAW membaca Al Fatihah untuk jenazah" Shahih: Al Misykah (1673), Syifah Ash-Shalah, (731), Al Ahkam (119). Bukhari.
Doa dalam Shalat Jenazah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلِصُوا لَهُ الدُّعَاءَ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian menshalati jenazah, maka ikhlaskanlah dalam berdoa untuknya. " Hasan: Al Ahkam (123), Al Misykah (1674), Al-Irwa(732).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى عَلَى جِنَازَةٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِيمَانِ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Adalah Rasulullah SAW jika menshalati jenazah, beliau berdoa, "Ya Allah, ampunilah orang yang hidup diantara kami dan yang mati diantara kami, dan yang menyaksikan dan yang tidak bisa hadir diantara kami, anak-anak kecil dan orang tua diantara kami, laki-laki dan perempuan diantara kami, Ya Allah siapa yang Engkau hidupkan diantara kami, maka hidupkanlah dia dalam keadaan Islam, siapa yang Engkau wafatkan diantara kami, maka wafatkanlah ia dalam keadaan iman, Ya Allah janganlah Engkau halangi pahalanya dan janganlah Engkau sesatkan kami sesudahnya." Shahih: Al Ahkam (124, Al Misykah (1675).
عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَأَسْمَعُهُ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنَّ فُلَانَ بْنَ فُلَانٍ فِي ذِمَّتِكَ وَحَبْلِ جِوَارِكَ فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
. Dari Watsilah bin Al Asqa', dia berkata, "Rasulullah pernah menshalati jenazah seorang laki-laki muslim, aku mendengar beliau berdoa, ' Ya Allah sesungguhnya fulan bin fulan berada dalam penjagaan-Mu, senantiasa berpegang teguh pada janjimu, maka hindarkanlah (jagalah) dia dari fitnah kubur dan azab neraka. Engkaulah Dzat yang senantiasa memenuhi janji dan hak, maka ampunilah dia, dan sayangilah dia, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang. " Shahih: AlAhkam, Al Misykah (1677).
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ شَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنْ الذُّنُوبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ بِدَارِهِ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ قَالَ عَوْفٌ فَلَقَدْ رَأَيْتُنِي فِي مُقَامِي ذَلِكَ أَتَمَنَّى أَنْ أَكُونَ مَكَانَ الرَّجُلِ
. Dari Auf bin Malik, dia berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah SAW menshalati jenazah seorang laki-laki dari kalangan Anshar, aku mendengar beliau membaca doa, "Ya Allah, rahmatilah dia, ampunilah dia dan sayangilah dia, mandikanlah dia dengan air, es, dan embun, bersihkanlah dia dari dosa dan kesalahan sebagimana bersihnya baju putih dari kotoran, dan gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), dan keluarga dengan keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan hindarkanlah dia dari fitnah kubur dan azab neraka. " Auf berkata: aku melihat posisiku saat itu, aku berharap dapat menduduki posisi laki-laki tersebut. Shahih: Al Irwa (1/42) Al Ahkam (123), Muslim (3/357).
Melalaikan Takbir Empat Kali dalam Shalat Jenazah
حَدَّثَنَا الْهَجَرِيُّ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى الْأَسْلَمِيِّ صَاحِبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جِنَازَةِ ابْنَةٍ لَهُ فَكَبَّرَ عَلَيْهَا أَرْبَعًا فَمَكَثَ بَعْدَ الرَّابِعَةِ شَيْئًا قَالَ فَسَمِعْتُ الْقَوْمَ يُسَبِّحُونَ بِهِ مِنْ نَوَاحِي الصُّفُوفِ فَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ أَكُنْتُمْ تَرَوْنَ أَنِّي مُكَبِّرٌ خَمْسًا قَالُوا تَخَوَّفْنَا ذَلِكَ قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَفْعَلَ وَلَكِنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُكَبِّرُ أَرْبَعًا ثُمَّ يَمْكُثُ سَاعَةً فَيَقُولُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ ثُمَّ يُسَلِّمُ
. Dari Al Hajari, dia berkata, "Aku dan Abdullah bin Abu Aufa Al Aslami, sahabat Rasulullah SAW, pernah menshalati jenazah putrinya, ia bertakbir empal kali, lalu ia diam setelah takbir keempat, dia berkata (Al Hajari): aku pernah mendengar satu kaum mengucapkan "Subhanallah" dari arah shaf, lalu dia mengucapkan salam dan berkata, "Apakah kalian melihatku bertakbir lima kali?", mereka menjawab, "Kami mengkhawatirkan hal itu." Dia berkata, "Aku tidak melakukan hal itu, sesungguhnya Rasulullah melakukan takbir empat kali, kemudian beliau diam sesaat dan membaca doa yang dikehendaki Allah untuk diucapkan kemudian beliau salam." Hasan: Al Ahkam (126), Ar-Raudh (369).
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ أَرْبَعًا
. Dari Ibnu Abbas, "Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan takbir empat kali." Shahih: Al Ahkam (111).
Orang yang Melakukan Takbir Lima Kali
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ كَانَ زَيْدُ بْنُ أَرْقَمَ يُكَبِّرُ عَلَى جَنَائِزِنَا أَرْبَعًا وَأَنَّهُ كَبَّرَ عَلَى جِنَازَةٍ خَمْسًا فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَبِّرُهَا
. Dari Abdur-Rahman bin Abu Laila, dia berkata, "Zaid bin Arqam pernah melakukan takbir saat meshalati jenazah kami empat kali, dan dia juga pernah melakukan takbir lima kali saat menshalati jenazah lain, lalu aku tanyakan kepadanya, ia menjawab, Rasulullah juga pernah melakukan takbir lima kali." Shahih: Al Ahkam (112). Muslim.
عَنْ كَثِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ خَمْسًا
. Dari Katsir bin Abdullah, dari ayahnya, dari kakeknya: "Bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan takbir lima kali." Shahih: Dikuatkan dengan hadits yang sebelumnya.
Menshalati Jenazah Anak Kecil
الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الطِّفْلُ يُصَلَّى عَلَيْهِ
. Dari Al Mughirah Bin Syu'bah, dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Anak kecil (yang meninggal dunia) juga dishalati." Shahih: Al Ahkam (80 dan 83).
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اسْتَهَلَّ الصَّبِيُّ صُلِّيَ عَلَيْهِ وَوُرِثَ
. Dari Jabir Bin Abdulullah, dia berkata, Rasulullah SAW Bersabda, "Apabila bayi telah berteriak, maka dia dishalati dan diwarisi." Shahih: Ash-Shahihah (153), Al Irwa' (1704, Al Ahkam.
Menshalati dan Menguburkan Jenazah para Syuhada
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أُتِيَ بِهِمْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ أُحُدٍ فَجَعَلَ يُصَلِّي عَلَى عَشَرَةٍ عَشَرَةٍ وَحَمْزَةُ هُوَ كَمَا هُوَ يُرْفَعُونَ وَهُوَ كَمَا هُوَ مَوْضُوعٌ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah mendatangi para syuhada pada hari (perang) uhud, lalu beliau menshalati sepuluh jenazah-sepuluh jenazah, dan Hamzah sebagaimana adanya, semuanya dishalati sebagaimana ia ditempatkan (keadaan semula)." Shahih: Al Ahkam (82).
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ وَالثَّلَاثَةِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ ثُمَّ يَقُولُ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ فَإِذَا أُشِيرَ لَهُ إِلَى أَحَدِهِمْ قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ وَقَالَ أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلَاءِ وَأَمَرَ بِدَفْنِهِمْ فِي دِمَائِهِمْ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُغَسَّلُوا
. Dari Jabir bin Abdullah: "Bahwa Rasulullah SAW pernah menggabungkan dua sampai tiga orang jenazah yang tewas pada perang uhud dalam satu pakaian kemudian beliau bersabda, 'Siapakah diantara mereka yang paling hapal Al Qur'an?' lalu ditunjuk salah seorang diantara mereka, dan beliau mendahulukannya untuk diletakkan di Liang lahat, dan beliau bersabda 'Aku bersaksi atas mereka' kemudian beliau memerintahkan untuk mengubur mereka yang masih berlumuran darah, tidak dishalati dan tidak dimandikan." Shahih: Al Ahkam (146 dan 54), Al Irwa' (707). Bukhari.
جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلَى أُحُدٍ أَنْ يُرَدُّوا إِلَى مَصَارِعِهِمْ وَكَانُوا نُقِلُوا إِلَى الْمَدِينَةِ
. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan agar para korban perang Uhud dikembalikan ke tempat pertempuran mereka dan mereka di pindahkan ke Madinah." Shahih: Al Ahkam (138 dan 14), Takhirj Fiqh As-Sirah (290).
Menshalati Putra Rasulullah SAW dan Menyebutkan Kematiannya
حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ قَالَ قُلْتُ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى رَأَيْتَ إِبْرَاهِيمَ ابْنَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَاتَ وَهُوَ صَغِيرٌ وَلَوْ قُضِيَ أَنْ يَكُونَ بَعْدَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيٌّ لَعَاشَ ابْنُهُ وَلَكِنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
. Dari Ismail bin Abu Khalid, dia berkata, "Aku berkata kepada Abdullah bin Abu Aufa: Apakah engkau melihat Ibrahim putra Rasulullah SAW? Dia menjawab, Dia sudah meninggal dunia saat masih kecil, seandainya ditetapkan ada seorang Nabi setelah Muhammad pasti anak lelakinya akan hidup, hanya saja tidak ada Nabi setelah beliau." Shahih: Adh-Dhalfah di bawah Hadits (3202). Bukhari.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَمَّا مَاتَ إِبْرَاهِيمُ ابْنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ إِنَّ لَهُ مُرْضِعًا فِي الْجَنَّةِ وَلَوْ عَاشَ لَكَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا وَلَوْ عَاشَ لَعَتَقَتْ أَخْوَالُهُ الْقِبْطُ وَمَا اسْتُرِقَّ قِبْطِيٌّ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Ketika Ibrahim putra Rasulullah SAW meninggal dunia, beliau menshalatinya dan bersabda, 'Sesungguhnya dia (Ibrahim) mendapatkan orang yang menyusuinya di surga, seandainya ia masih hidup maka ia akan menjadi seorang yang jujur dan seorang nabi, dia akan membebaskan paman-pamannya yang beragama Qibti, dan tidak ada seorang Qibti pun yang dijadikan budak'. " Shahih: Tanpa kata "membebaskan." Adh-Dha'ifah (3202 dan 220).
Shalat Jenazah di dalam Masjid
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَى جِنَازَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَلَيْسَ لَهُ شَيْءٌ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menshalati jenazah di dalam masjid, maka dia tidak mendapatkan apa-apa." Hasan: Ash-Shahihah (2352).
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ وَاللَّهِ مَا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى سُهَيْلِ ابْنِ بَيْضَاءَ إِلَّا فِي الْمَسْجِدِ قَالَ ابْن مَاجَةَ حَدِيثُ عَائِشَةَ أَقْوَى
. Dari Aisyah, dia berkata, "Demi Allah, tidaklah Rasulullah SAW menshalati Suhail bin Baidha' melainkan di dalam masjid." Shahih: Al Ahkam (106). Muslim. Ibnu Majah berkata, "Hadits Aisyah ini lebih kuat."
Waktu-Waktu yang Dilarang Menshalati dan Menguburkan Jenazah
عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ يَقُولُ ثَلَاثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيهِنَّ أَوْ نَقْبِرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ وَحِينَ تَضَيَّفُ لِلْغُرُوبِ حَتَّى تَغْرُبَ
. Dari Uqbah bin Amir Al Juhani, dia berkata, "Ada tiga waktu yang kita dilarang oleh Rasulullah untuk menshalati dan menguburkan jenazah; ketika matahari baru terbit, waktu di mana bayangan orang berdiri sama dengan aslinya hingga matahari condong, dan ketika matahari akan terbenam hingga terbenam." Shahih: Al Irwa' (480), Al Ahkam (130). Muslim.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَدْخَلَ رَجُلًا قَبْرَهُ لَيْلًا وَأَسْرَجَ فِي قَبْرِهِ
. Dari Ibnu Abbas: "Bahwa Rasulullah SAW pernah menguburkan jenazah laki-laki pada malam hari, dan menerangi kuburnya dengan lampu." Hasan: Al Ahkam (141).
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَدْفِنُوا مَوْتَاكُمْ بِاللَّيْلِ إِلَّا أَنْ تُضْطَرُّوا
. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian menguburkan jenazah kalian pada malam hari kecuali karena terpaksa. " Shahih: Al Ahkam (58). Muslim.
Menshalati Jenazah Ahlul Qiblah
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ لَمَّا تُوُفِّيَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ جَاءَ ابْنُهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْطِنِي قَمِيصَكَ أُكَفِّنْهُ فِيهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آذِنُونِي بِهِ فَلَمَّا أَرَادَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَيْهِ قَالَ لَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مَا ذَاكَ لَكَ فَصَلَّى عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا بَيْنَ خِيَرَتَيْنِ { اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ } فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ }
. Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Ketika Abdullah bin Ubay wafat, putranya mendatangi Nabi SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah berikanlah baju Anda untuk aku jadikan kafannya', beliau bersabda, 'Izinkanlah aku yang melakukannya' Ketika Nabi SAW hendak menshalatinya, Umar berkata kepada beliau, 'Apakah untungnya bagi engkau'. Lalu Nabi menshalatinya, dan bersabda kepada Umar, 'Aku berada diantara dua pilihan, Firman Allah Ta'ala, "Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak memohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja)." (Qs. At-Taubah [9]: 80) Dan firman Allah Ta'la, "Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seseorang yang mati diantara mereka dan janganlah kamu berdiri (mendoakannya) di kuburnya." (Qs. At-Taubah [9]: 84) Shahih: Al Ahkam (95). Muttafaq 'Alaih.
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُرِحَ فَآذَتْهُ الْجِرَاحَةُ فَدَبَّ إِلَى مَشَاقِصَ فَذَبَحَ بِهَا نَفْسَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَكَانَ ذَلِكَ مِنْهُ أَدَبًا
. Dari Jabir bin Samurah, "Bahwa seorang dari sahabat Nabi SAW terluka, luka itu membuatnya terasa sakit, lalu ia berjalan perlahan menuju pisau panah, kemudian menyembelih dirinya, maka Rasulullah tidak menshalatinya." Samurah berkata, "Rasulullah SAW melakukan hal itu sebagai pembelajaran bagi orang yang melakukan hal yang sama seperti itu." Shahih: Al Ahkam (84). Muslim.
Shalat diatas Kubur
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهَا بَعْدَ أَيَّامٍ فَقِيلَ لَهُ إِنَّهَا مَاتَتْ قَالَ فَهَلَّا آذَنْتُمُونِي فَأَتَى قَبْرَهَا فَصَلَّى عَلَيْهَا
. Dari Abu Hurairah: "Bahwa seorang perempuan berkulit hitam selalu menyapu masjid, lalu Rasulullah SAW merasa kehilangan dengannya, beliau pun menanyakan tentangnya setelah beberapa hari kemudian, lalu dikatakan kepada beliau bahwa wanita itu sudah meninggal dunia. Beliau bersabda, 'Mengapa kalian tidak memberitahuku?" Beliau pun mendatangi kuburannya dan shalat di atasnya." Shahih: Al Ahkam (87), Al Irwa' (3/184)
عَنْ يَزِيدَ بْنِ ثَابِتٍ وَكَانَ أَكْبَرَ مِنْ زَيْدٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا وَرَدَ الْبَقِيعَ فَإِذَا هُوَ بِقَبْرٍ جَدِيدٍ فَسَأَلَ عَنْهُ قَالُوا فُلَانَةُ قَالَ فَعَرَفَهَا وَقَالَ أَلَا آذَنْتُمُونِي بِهَا قَالُوا كُنْتَ قَائِلًا صَائِمًا فَكَرِهْنَا أَنْ نُؤْذِيَكَ قَالَ فَلَا تَفْعَلُوا لَا أَعْرِفَنَّ مَا مَاتَ مِنْكُمْ مَيِّتٌ مَا كُنْتُ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ إِلَّا آذَنْتُمُونِي بِهِ فَإِنَّ صَلَاتِي عَلَيْهِ لَهُ رَحْمَةٌ ثُمَّ أَتَى الْقَبْرَ فَصَفَفْنَا خَلْفَهُ فَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا
. Dari Yazid Bin Tsabit, dia berkata: "Kami pernah keluar bersama Rasulullah SAW ketika beliau sampai di Baqi, beliau mendapati sebuah kuburan baru lalu bertanya tentangnya, lalu para sahabat menjawab, "Fulanah." Beliau pun mengenalnya lalu bersabda, "Mengapa kalian tidak memberitahuku?" Para sahabat menjawab, "Anda sedang tidur siang dan Anda berpuasa, maka kami tidak ingin menganggu Anda. Rasulullah SAW pun bersabda, 'Janganlah kalian melakukan itu, aku tidak mengetahui siapa yang meninggal dunia diantara kalian karena aku tidak ada di tengah-tengah kalian, kecuali jika kalian memberitahukannya kepadaku, sesungguhnya shalatku atasnya merupakan rahmat baginya.' Kemudian mendatangi kubur tersebut dan kami pun membuat barisan di belakang beliau lalu beliau melakukan takbir empat kali." Shahih: Al Ahkam (88-89), Al Irwa '(3/184-185).
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ مَاتَتْ وَلَمْ يُؤْذَنْ بِهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأُخْبِرَ بِذَلِكَ فَقَالَ هَلَّا آذَنْتُمُونِي بِهَا ثُمَّ قَالَ لِأَصْحَابِهِ صُفُّوا عَلَيْهَا فَصَلَّى عَلَيْهَا
. Dari Amir Bin Rabi'ah, bahwa ada seorang perempuan berkulit hitam telah meninggal dunia namun belum dikabarkan kepada Rasulullah SAW lalu dikabarkanlah kematiannya. Rasulullah pun bersabda, 'Mengapa kalian tidak memberitahukannya kepadaku?.' Kemudian beliau berkata kepada sahabatnya, 'Buatlah shaf untuk menshalatinya.' Maka Beliau pun menshalatinya." Hasan Shahih: Al Irwa' (3/185)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَاتَ رَجُلٌ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَدَفَنُوهُ بِاللَّيْلِ فَلَمَّا أَصْبَحَ أَعْلَمُوهُ فَقَالَ مَا مَنَعَكُمْ أَنْ تُعْلِمُونِي قَالُوا كَانَ اللَّيْلُ وَكَانَتْ الظُّلْمَةُ فَكَرِهْنَا أَنْ نَشُقَّ عَلَيْكَ فَأَتَى قَبْرَهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Seorang laki-laki meninggal dunia —Dan Rasulullah SAW pernah menjenguknya— orang-orang menguburkannya pada malam hari, setelah pagi hari mereka memberitahukan kepada Rasulullah, lalu Rasulullah pun bersabda, 'Apa yang menghalangi kalian untak memberitahukan kepadaku?' Mereka menjawab, "Saat itu sudah malam dan sangat gelap kami tidak ingin memberatkan engkau." Lalu beliau mendatangi kuburnya dan shalat di atasnya." Shahih: Al Ahkam (87), Al Irwa' (2/736). Muttafaq 'Alaih, secara ringkas.
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى قَبْرٍ بَعْدَ مَا قُبِرَ
. Dari Anas: "Bahwa Rasulullah SAW pernah menshalati di atas sebuah kubur setelah (jenazah) dikebumikan." Shahih: Al Irwa (3/184).
عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى مَيِّتٍ بَعْدَ مَا دُفِنَ
. Dari Buraidah: "Bahwa Nabi SAW pernah menshalati jenazah setelah dikubur." Shahih dengan Hadits yang sebelumnya: Al Irwa' (3/185).
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ كَانَتْ سَوْدَاءُ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ فَتُوُفِّيَتْ لَيْلًا فَلَمَّا أَصْبَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُخْبِرَ بِمَوْتِهَا فَقَالَ أَلَا آذَنْتُمُونِي بِهَا فَخَرَجَ بِأَصْحَابِهِ فَوَقَفَ عَلَى قَبْرِهَا فَكَبَّرَ عَلَيْهَا وَالنَّاسُ خَلْفَهُ وَدَعَا لَهَا ثُمَّ انْصَرَفَ
. Dari Abu Sa'id, dia berkata, "Ada wanita berkulit hitam selalu menyapu masjid, ia meninggal dunia pada malam hari, ketika pagi hari Rasulullah SAW dikabarkan tentang kematiannya, beliau pun bersabda, 'Mengapa kalian tidah memberitahukannya kepadaku?'' beliau pun keluar dengan para sahabat, lalu berdiri di atas kuburnya dan bertakbir empat kali sementara orang-orang berada di belakang beliau, beliau pun berdoa untuknya, kemudian berlalu." Shahih dengan hadits sebelumnya.
Menshalati Raja Najasy
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ النَّجَاشِيَّ قَدْ مَاتَ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْبَقِيعِ فَصَفَّنَا خَلْفَهُ وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ
. Dari Abu Hurairah; Bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya raja Najasy telah meninggal dunia. " Lalu Rasulullah dan para sahabat keluar menuju Baqi', dan kami pun membuat shaf di belakan beliau, lalu Rasulullah SAW maju dan melakukan empat kali takbir." Shahih: Al Ahkam (89-90), Al Irwa' (729). Muttafaq 'Alaih.
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ الْحُصَيْنِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخَاكُمْ النَّجَاشِيَّ قَدْ مَاتَ فَصَلُّوا عَلَيْهِ قَالَ فَقَامَ فَصَلَّيْنَا خَلْفَهُ وَإِنِّي لَفِي الصَّفِّ الثَّانِي فَصَلَّى عَلَيْهِ صَفَّيْنِ
. Dari Imran bin Hushain; bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya saadara kalian, raja Najasy meninggal dunia, maka shalatlah untuknya." Lalu beliau pun berdiri, dan kami menyusun shaf dibelakang beliau, dan aku berada di shaf kedua, kami menshalatinya dengan membuat dua shaf. Shahih: Al Ahkam (90), Al Irwa' (3/176). Muttafaq 'Alaih.
عَنْ مُجَمِّعِ بْنِ جَارِيَةَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخَاكُمْ النَّجَاشِيَّ قَدْ مَاتَ فَقُومُوا فَصَلُّوا عَلَيْهِ فَصَفَّنَا خَلْفَهُ صَفَّيْنِ
. Dari Mujammi bin Jariyah Al Anshari; bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya saudara kalian, raja Najasy telah meninggal dunia, maka berdirilah dan shalatlah untuknya." Kami pun membuat shaf di belakang, beliau dengan dua shaf. Shahih: Al Ahkam (91), Al Irwa' (3/176).
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ بِهِمْ فَقَالَ صَلُّوا عَلَى أَخٍ لَكُمْ مَاتَ بِغَيْرِ أَرْضِكُمْ قَالُوا مَنْ هُوَ قَالَ النَّجَاشِيُّ
. Dari Hudzaifah bin Usaid; Bahwa Rasulullah SAW keluar menemui mereka dan bersabda, "Shalatlah untuk saudara kalian yang meninggal dunia bukan di negeri kalian" Mereka bertanya, "Siapakah dia?". Beliau menjawab, "Raja Najasy Shahih: Juga di dalam Al Ahkam.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى النَّجَاشِيِّ فَكَبَّرَ أَرْبَعًا
. Dari Ibnu Umar: "Bahwa Nabi SAW shalat jenazah untuk Raja Najasy, beliau melakukan takbir empat kali." Shahih: Al lrwa (3/177)
Pahala Orang yang Menshalati Jenazah dan Ikut Menguburkannya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَلَّى عَلَى جِنَازَةٍ فَلَهُ قِيرَاطٌ وَمَنْ انْتَظَرَ حَتَّى يُفْرَغَ مِنْهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ قَالُوا وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ
. Dari Abu Hurairah, Dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Siapa yang melakukan shalat jenazah maka baginya balasan pahala sebesar satu qirath, dan siapa yang menunggu hingga selesai (dikuburkan) maka baginya pahala dua qirath." Orang-orang bertanya, "Apa itu dua qirath?" Beliau menjawab, "Seperti dua gunung." Shahih: Al Ahkam (67), Ar-Raudh (1148). Muttafaq 'Alaih.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَى جِنَازَةٍ فَلَهُ قِيرَاطٌ وَمَنْ شَهِدَ دَفْنَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ قَالَ فَسُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْقِيرَاطِ فَقَالَ مِثْلُ أُحُدٍ
. Dari Tsauban, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang melakukan shalat jenazah maka baginya balasan pahala sebesar satu qirath, siapa yang menyaksikan pemakamannya maka baginya pahala dua qirath." Lalu beliau ditanya tentang qirath? Beliau pun menjawab, "Seperti gunung Uhud." Shahih: Al Ahkam (68). Muslim.
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَى جِنَازَةٍ فَلَهُ قِيرَاطٌ وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ قِيرَاطَانِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ الْقِيرَاطُ أَعْظَمُ مِنْ أُحُدٍ هَذَا
. Dari Ubay bin Ka'b, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ''''Siapa yang menshalati jenazah, maka baginya satu qirath, siapa yang menyaksikan hingga dikuburkan maka baginya dua qirath, demi jiwa Muhammad yang berada di Tangan-Nya, satu qirath itu lebih besar dari gunung uhud ini. " Shahih: At-Ta liq Ar-Raghib, (4/172), juga Al Ahkam.
Berdiri (Menghormati) Jenazah
عَنْ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ سَمِعَهُ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ الْجِنَازَةَ فَقُومُوا لَهَا حَتَّى تُخَلِّفَكُمْ أَوْ تُوضَعَ
. Dari Amir bin Rabi'ah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Jika kalian melihat jenazah, maka berdirilah untuknya, hingga ia melewatimu atau diletakkan (di kuburnya). " Shahih: Muttafaq 'Alaih.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مُرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِجِنَازَةٍ فَقَامَ وَقَالَ قُومُوا فَإِنَّ لِلْمَوْتِ فَزَعًا
. Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah pernah dilewati jenazah, lalu beliau pun berdiri, dan bersabda, 'Berdirilah, sesungguhnya mayit itu mengalami hal yang mengejutkan (menakutkan). Shahih: Ash-Shahihah (2017). Muslim.
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِجِنَازَةٍ فَقُمْنَا حَتَّى جَلَسَ فَجَلَسْنَا
. Dari Ali bin Abu Thalib, dia berkata, "Rasulullah pernah berdiri terhadap jenazah, maka kami pun ikut berdiri, hingga beliau duduk, dan kami pun ikut duduk." Shahih: Al Ahkam (77), Al lrwa (741). Muslim.
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اتَّبَعَ جِنَازَةً لَمْ يَقْعُدْ حَتَّى تُوضَعَ فِي اللَّحْدِ فَعَرَضَ لَهُ حَبْرٌ فَقَالَ هَكَذَا نَصْنَعُ يَا مُحَمَّدُ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ خَالِفُوهُمْ
. Dari Ubadah bin Ash-Shamit, dia berkata, "Adalah Rasulullah SAW, jika mengantarkan jenazah, beliau tidak duduk hingga jenazah itu diletakkan di liang lahad, lalu ada pendeta Yahudi berkata kepada beliau, 'Kami pun melakukan hal ini juga, wahai Muhammad," maka beliau pun duduk dan bersabda, 'Bedakanlah diri kalian dari mereka (kaum Yahudi)'." Hasan: Al Misykah (1681). Al Irwa' (3/193).
Bacaan Saat Memasuki Tempat Pemakaman
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُهُ تَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ أَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَإِنَّا بِكُمْ لَاحِقُونَ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُمْ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُمْ
. Dari Aisyah, dia berkata, "Aku pernah kehilangan Nabi SAW, ternyata beliau berada di Baqi', beliau pun berkata, 'Semoga keselamatan atas kalian (wahai penghuni) kampung kaum mukmin, kalian telah mendahului kami dan sesungguhnya kami akan menyusul kalian,...'." Shahih: Muslim.
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُهُمْ إِذَا خَرَجُوا إِلَى الْمَقَابِرِ كَانَ قَائِلُهُمْ يَقُولُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ نَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ
. Dari Buraidah, dia berkata, "Rasulullah SAW mengajarkan mereka (para sahabat) jika mereka pergi ke tempat pemakaman, mereka mengucapkan, 'Semoga keselamatan atas kalian wahai penghuni kampung kaum mukminin dan muslimin, sesungguhnya kami jika Allah mengizinkan juga akan menyusul kalian, kami memohon untuk kami dan kalian keselamatan." Shahih: Al Ahkam (189-190), Al Irwa' (3/235).
Duduk di atas Kubur
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَقَعَدَ حِيَالَ الْقِبْلَةِ
. Dari Al Bara' bin Azib, dia berkata, "Kami pernah keluar bersama Rasulullah SAW mengantarkan jenazah, beliau duduk menghadap Kiblat." Shahih: Al Ahkam (156-159).
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ فَجَلَسَ وَجَلَسْنَا كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ
. Dari Al bara' bin Azib, dia berkata, "Kami pernah keluar bersama Rasulullah SAW mengantar jenazah, kami pun sampai di sebuah kubur, lalu beliau duduk (dan kami juga duduk), seakan akan di atas kepala kami ada seekor burung." Shahih: Al Ahkam, Al Misykah (1713).
Memasukan Mayit ke Kubur
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أُدْخِلَ الْمَيِّتُ الْقَبْرَ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ وَقَالَ أَبُو خَالِدٍ مَرَّةً إِذَا وُضِعَ الْمَيِّتُ فِي لَحْدِهِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ وَقَالَ هِشَامٌ فِي حَدِيثِهِ بِسْمِ اللَّهِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ
. dari Ibnu Umar, dia berkata, "Adalah Rasulullah SAW jika seorang mayit dimasukkan ke dalam kubur, beliau membaca, 'Dengan menyebut nama Allah, dan berdasarkan sunah Rasulullah '. Hisyam berkata dalam riwayat haditsnya, "Dengan menyebut nama Allah, dan dijalan Allah, dan atas agama Rasulullah SAW." Shahih: Al Ahkam (152), Al Misykah (1707), Al Irwa'(141).
Liang Lahad
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّحْدُ لَنَا وَالشَّقُّ لِغَيْرِنَا
. Dari Ibu Abbas, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Liang lahat sunah kita, sementara lubang untuk selain kita." Shahih: AlAhkam (145), Al Misykah (1701).
عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّحْدُ لَنَا وَالشَّقُّ لِغَيْرِنَا
. Dari Jabir bin Abdullah Al Bajaly, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Liang lahat untuk kita, dan lubang untuk selain kita." Shahih: juga Al Ahkam.
عَنْ سَعْدٍ أَنَّهُ قَالَ أَلْحِدُوا لِي لَحْدًا وَانْصِبُوا عَلَى اللَّبِنِ نُصْبًا كَمَا فُعِلَ بِرَسُولِ اللَّهِ
. Dari Sa'd, bahwa dia berkata, "Buatkanlah sebuah liang lahad untukku, dan pasanglah bata dengan pas, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW." Shahih: dari sumber yang sama di atas. Muslim.
Lubang Kubur
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَمَّا تُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بِالْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَلْحَدُ وَآخَرُ يَضْرَحُ فَقَالُوا نَسْتَخِيرُ رَبَّنَا وَنَبْعَثُ إِلَيْهِمَا فَأَيُّهُمَا سُبِقَ تَرَكْنَاهُ فَأُرْسِلَ إِلَيْهِمَا فَسَبَقَ صَاحِبُ اللَّحْدِ فَلَحَدُوا لِلنَّبِيِّ
. Dari Anas bin Malik, dia berkata, "Ketika Nabi SAW wafat, ada seorang laki-laki yang membuat liang lahad, dan seorang laki-laki yang lain membuat lubang kubur, orang-orang berkata, 'Kita memohon pilihan kepada Tuhan kita dan kita datangi keduanya, mana yang terakhir selesai maka ia yang kita tinggalkan, lalu didatangkanlah keduanya, ternyata yang lebih dahulu selesai adalah orang yang membuat liang lahad. Maka mereka pun meletakkan Nabi SAW di liang lahad." Hasan Shahih: Al Ahkam (144).
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْتَلَفُوا فِي اللَّحْدِ وَالشَّقِّ حَتَّى تَكَلَّمُوا فِي ذَلِكَ وَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُهُمْ فَقَالَ عُمَرُ لَا تَصْخَبُوا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيًّا وَلَا مَيِّتًا أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا فَأَرْسَلُوا إِلَى الشَّقَّاقِ وَاللَّاحِدِ جَمِيعًا فَجَاءَ اللَّاحِدُ فَلَحَدَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ دُفِنَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Aisyah, dia berkata, "Ketika Rasulullah SAW wafat orang-orang berbeda pendapat mengenai liang lahad dan lubang kubur, hingga mereka saling berdebat dan suara mereka meninggi, Umar lalu berkata, 'Janganlah kalian berteriak di sisi Rasulullah SAW baik beliau dalam keadaan hidup maupun setelah wafat' Atau kalimat yang seperti itu. Lalu mereka mendatangi para penggali lubang dan pembuat liang lahad semuanya, maka pembuat liang lahad datang dan Rasulullah SAW pun dikubur." Hasan: Al Ahkam (144), Al Misykah (1700-tahqiq kedua)
Menimbun Kubur
عَنْ هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ احْفِرُوا وَأَوْسِعُوا وَأَحْسِنُوا
. Dari Hisyam bin Amir, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Galilah, perluaslah, dan perbaguslah. " Shahih: Al Ahkam (142-143), Al Misykah (1703), Al Irwa' (743).
Membuat Tanda di Kubur
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمَ قَبْرَ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ بِصَخْرَةٍ
. Dari Anas bin Malik: "Sesungguhnya Rasulullah SAW memberikan tanda pada kubur Utsman bin Mazh'un dengan sebuah batu." Hasan Shahih: Al Ahkam (155), At-Ta'liqat Al Jiyad.
Larangan Membuat Bangunan dan Menaburkan Batu Kapur serta Membuat Tulisan di atas Kubur
عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ
. Dari Jabir dia berkata, "Rasulullah SAW melarang pengapuran (mencat dengan warna putih) di atas kubur." Shahih: Al Ahkam (204). Muslim
عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُكْتَبَ عَلَى الْقَبْرِ شَيْءٌ
. Dari Jabir, dia berkata, "Rasulullah SAW melarang menulis sesuatu di atas kubur." Shahih: Al Ahkam
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ
. Dari Abu Sa'id, "Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang membuat bangunan di atas kubur." Shahih: Al Ahkam (204-208). Muslim dari Jabir
Menaburkan Debu di Kubur
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى جِنَازَةٍ ثُمَّ أَتَى قَبْرَ الْمَيِّتِ فَحَثَى عَلَيْهِ مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ ثَلَاثًا
. Dari Abu Hurairah: "Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah menshalati jenazah, kemudian beliau mendatangi kuburan mayit lalu menaburkan debu di bagian kepalanya sebanyak tiga kali." Shahih: Al Ahkam (153), Al Irwa {751), Al Misykah (1720)
Larangan Berjalan dan Duduk di atas Kubur
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ تُحْرِقُهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Salah seorang diantara kalian duduk di atas bara yang membakarnya masih lebih baik daripada ia duduk di atas kubur. " Shahih: Al Ahkam (209). Muslim.
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنْ أَمْشِيَ عَلَى جَمْرَةٍ أَوْ سَيْفٍ أَوْ أَخْصِفَ نَعْلِي بِرِجْلِي أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَمْشِيَ عَلَى قَبْرِ مُسْلِمٍ وَمَا أُبَالِي أَوَسْطَ الْقُبُورِ قَضَيْتُ حَاجَتِي أَوْ وَسْطَ السُّوقِ
. Dari Uqbah bin Amir dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Berjalan di atas bara atau pedang atau mengikat sandalku dengan kakiku lebih aku sukai daripada aku berjalan di atas kubur seorang muslim dan aku tidak peduli apakah di tengah kubur aku menyelesaikan keperluanku atau di tengah pasar. " Shahih: Al Irwa (63), Al Ahkam (23).
Melepas Kedua Sandal di Kubur
عَنْ بَشِيرِ ابْنِ الْخَصَاصِيَةِ قَالَ بَيْنَمَا أَنَا أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا ابْنَ الْخَصَاصِيَةِ مَا تَنْقِمُ عَلَى اللَّهِ أَصْبَحْتَ تُمَاشِي رَسُولَ اللَّهِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَنْقِمُ عَلَى اللَّهِ شَيْئًا كُلُّ خَيْرٍ قَدْ آتَانِيهِ اللَّهُ فَمَرَّ عَلَى مَقَابِرِ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ أَدْرَكَ هَؤُلَاءِ خَيْرٌ كَثِيرٌ ثُمَّ مَرَّ عَلَى مَقَابِرِ الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ سَبَقَ هَؤُلَاءِ خَيْرًا كَثِيرًا قَالَ فَالْتَفَتَ فَرَأَى رَجُلًا يَمْشِي بَيْنَ الْمَقَابِرِ فِي نَعْلَيْهِ فَقَالَ يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ أَلْقِهِمَا
. Dari Basyir bin Al Khashashiyah, dia berkata, "Saat aku berjalan bersama Rasulullah SAW, beliau bersabda 'Wahai Ibnu Khashashiyah apakah engkau dendam kepada Allah SWT? Hingga engkau melewati aku (Rasulullah SAW), Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, aku tidak dendam sama sekali pada Allah, semua kebaikan telah diberikan oleh Allah kepadaku." Lalu beliau melewati beberapa kubur kaum muslim dan bersabda, 'Mereka telah mendapat kebaikan yang banyak.' Kemudian beliau melewati beberapa kubur kaum musyrik dan bersabda, 'Mereka telah lebih dahulu mendapatkan kebaikan yang banyak Kemudian beliau melihat seorang laki-laki yang berjalan diantara beberapa kubur dengan menggunakan kedua sandalnya lalu bersabda, ' Wahai orang yang memakai sandal kulit lepaskanlah kedua sandalmu itu.' Hasan: Al Ahkam (136-137).
Ziarah Kubur
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Ziarahlah ke kubur, sesungguhnya itu dapat mengingatkan kalian kepada akhirat." Shahih: Al Ahkam (178-186).
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ فِي زِيَارَةِ الْقُبُورِ
. Dari Aisyah: "Sesungguhnya Rasulullah SAW membolehkan ziarah kubur." Shahih: Al Ahkam (181).
Ziarah ke Kubur Kaum Musyrik
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يَأْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْمَوْتَ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah SAW menziarahi kubur ibunya, beliaupun menangis, dan membuat orang-orang yang di sekitarnya menangis, lalu beliau bersabda, "Aku meminta izin kepada Tuhanku untuk memohonkan ampunan baginya, namun Dia tidak mengizinkanku, aku pun meminta izin untuk menziarahi kuburnya, dan Dia mengizinkanku, maka berziarahlah kalian ke kubur, sesungguhnya hal itu dapat mengingatkan kalian pada kematian'." Shahih: Al Ahkam (187'-188), Al Irwa (772), Ar-Raudh (317).
عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَبِي كَانَ يَصِلُ الرَّحِمَ وَكَانَ وَكَانَ فَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِي النَّارِ قَالَ فَكَأَنَّهُ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَيْنَ أَبُوكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيْثُمَا مَرَرْتَ بِقَبْرِ مُشْرِكٍ فَبَشِّرْهُ بِالنَّارِ قَالَ فَأَسْلَمَ الْأَعْرَابِيُّ بَعْدُ وَقَالَ لَقَدْ كَلَّفَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعَبًا مَا مَرَرْتُ بِقَبْرِ كَافِرٍ إِلَّا بَشَّرْتُهُ بِالنَّارِ
. Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Seorang Arab badui datang kepada Nabi SAW lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya ayahku selalu menyambung silaturahim (di masa hidupnya), dia pun selalu melakukan kebaikan ini dan itu, dimanakah ia berada (sekarang)?,' beliau menjawab, 'Di neraka''. Ia pun terlihat sedih mendengar hal itu. Lalu ia berkata, 'Wahai Rasulullah di manakah ayahmu? beliau menjawab, 'Di mana saja kamu melewati kubur seorang musyrik, maka kabarkanlah dengan neraka,'. Maka orang Arab badui tersebut masuk Islam setelah itu, dan berkata, 'Rasulullah SAW telah memberikan hal yang melelahkanku, tidaklah aku melewati kubur seorang musyrik melainkan aku kabarkan kepadanya dengan neraka'." Shahih: Al Ahkam (198-199), Ash-Shahihah (18).
Larangan Ziarah Kubur bagi Wanita
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَسَّانَ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زُوَّارَاتِ الْقُبُورِ
. Dari Hisan bin Tsabit, dia berkata, "Rasulullah SAW melaknat para peziarah kubur dari kalangan wanita." Hasan: Al Ahkam (185), Al Misykah (1770), Al Irwa (3/233).
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زُوَّارَاتِ الْقُبُورِ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Rasulullah SAW melaknat para peziarah kubur dari kalangan wanita." Hasan: Dengan hadits sebelumnya, diriwayatkan dengan lafazh "zaa Irat" dan ini dha'if. Adh-Dha 'ifah (223), Al Irwa" (762).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زُوَّارَاتِ الْقُبُورِ
. Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah SAW melaknat para peziarah kubur dari kalangan wanita." Hasan: Al Ahkam (185), Al Irwa' (762).
Wanita yang Mengantarkan Jenazah
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ نُهِينَا عَنْ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا
. Dari Ummu Athiyah, dia berkata, "Kami dilarang mengantarkan jenazah (ke kubur), namun hal itu tidak ditekankan kepada kami." Shahih: Al Ahkam (69-70).
Larangan Meratapi Mayit
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { وَلَا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ } قَالَ النَّوْحُ
. Dari Ummu Salamah, dari Nabi SAW, "Dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik" (Qs. Al Mumtahanah (60): 12) beliau bersabda, "(Maksudnya) meratapi.'' Hasan: At-Ta'liq 'Ala lbnu Mqjah.
حَدَّثَنَا أَبُو حَرِيزٍ مَوْلَى مُعَاوِيَةَ قَالَ خَطَبَ مُعَاوِيَةُ بِحِمْصَ فَذَكَرَ فِي خُطْبَتِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ النَّوْحِ
. Dari Abu Hariz, mantan budak Muawiyah, dia berkata, "Muawiyah pernah berkhutbah di Himsh, ia menyebutkan dalam khutbahnya bahwa Rasulullah SAW melarang dari perbuatan meratapi (mayit)." Shahih: At-Ta'liq 'Ala Ibnu Majah. Bukhari dari riwayat Ummu Athiyah.
عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النِّيَاحَةُ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ وَإِنَّ النَّائِحَةَ إِذَا مَاتَتْ وَلَمْ تَتُبْ قَطَعَ اللَّهُ لَهَا ثِيَابًا مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعًا مِنْ لَهَبِ النَّارِ
. Dari Abu Malik Al Asy'ari, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Meratapi (mayit) merupakan perilaku jahiliyah, sesungguhnya orang yang meratapi (mayit) jika meninggal dunia dan ia belum sempat bertaubat, maka Allah SWT akan memberinya pakaian dari tir dan baju dari api yang menyala" Shahih: At-Ta'liq Ar-Raghib (4/177). Muslim dengan lafazh baju dari kudis.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النِّيَاحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّ النَّائِحَةَ إِنْ لَمْ تَتُبْ قَبْلَ أَنْ تَمُوتَ فَإِنَّهَا تُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهَا سَرَابِيلُ مِنْ قَطِرَانٍ ثُمَّ يُعْلَى عَلَيْهَا بِدِرْعٍ مِنْ لَهَبِ النَّارِ
. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Meratapi mayit merupakan perilaku jahiliyah, sesungguhnya orang yang meratapi mayit jika tidak bertaubat sebelum ia meninggal dunia, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan mengenakan pakaian dari tir, kemudian dikenakan baju dari api yang menyala.' Shahih: juga dalam At-Ta'liq.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُتْبَعَ جِنَازَةٌ مَعَهَا رَانَّةٌ
. Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Rasulullah SAW melarang mengantarkan jenazah yang diikuti dengan suara teriakan (ratapan)." Hasan: Al Ahkam 970).
Larang Memukul Pipi dan Merobek Baju
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ شَقَّ الْجُيُوبَ وَضَرَبَ الْخُدُودَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
. Dari Abdullah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah dari golongan kami orang yang merobek baju, menampar pipi, dan mencela diri dengan celaan yang kotor seperti perilaku jahiliyah." Shahih: Al Irwa' (770), Al Ahkam hal. 29. Muttafaq 'Alaih.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ الْخَامِشَةَ وَجْهَهَا وَالشَّاقَّةَ جَيْبَهَا وَالدَّاعِيَةَ بِالْوَيْلِ وَالثُّبُورِ
. Dari Abu Umamah: "Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat orang yang mencakar wajahnya, yang merobek bajunya, dan mencela diri dengan celaan yang kotor lagi keji." Shahih: At-Ta'liq Ar-Raghib (4/179), Ash-Shahihah (2147).
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ وَأَبِي بُرْدَةَ قَالَا لَمَّا ثَقُلَ أَبُو مُوسَى أَقْبَلَتْ امْرَأَتُهُ أُمُّ عَبْدِ اللَّهِ تَصِيحُ بِرَنَّةٍ فَأَفَاقَ فَقَالَ لَهَا أَوَ مَا عَلِمْتِ أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّنْ بَرِئَ مِنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ يُحَدِّثُهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَنَا بَرِيءٌ مِمَّنْ حَلَقَ وَسَلَقَ وَخَرَقَ
. Dari Abdurrahman bin Yazid, dan Abu Burdah, keduanya berkata, "Ketika Abu Musa sudah payah (karena sakit dan usia yang tua), istrinya Ummu Abdullah menerimanya sambil menangis dan berteriak, ketika Abu Musa siuman ia berkata kepada istrinya, 'Tidakkah kamu tahu bahwa aku bebas dari orang-orang yang Rasulullah pun bebas dari mereka?' Ia pun membacakan sebuah hadits kepada istrinya, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Aku bebas dari orang-orang yang mencukur halus rambut dan alis, berteriak dan merobek baju saat terlimpa musibah (kematian). " Shahih: Al Irwa (771).Al Ahkam (hal. 30). Muslim.
Menangisi Mayit
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ كَانَ ابْنٌ لِبَعْضِ بَنَاتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْضِي فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ أَنْ يَأْتِيَهَا فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا أَنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ فَأَقْسَمَتْ عَلَيْهِ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقُمْتُ مَعَهُ وَمَعَهُ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ وَعُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ فَلَمَّا دَخَلْنَا نَاوَلُوا الصَّبِيَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرُوحُهُ تَقَلْقَلُ فِي صَدْرِهِ قَالَ حَسِبْتُهُ قَالَ كَأَنَّهَا شَنَّةٌ قَالَ فَبَكَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ مَا هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرَّحْمَةُ الَّتِي جَعَلَهَا اللَّهُ فِي بَنِي آدَمَ وَإِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
. Dari Usamah bin Zaid, dia berkata, "Pernah ada seorang anak dari putri Rasulullah menanti ajalnya, ia (putrinya) pun menuliskan surat kepada Rasulullah agar mendatanginya, lalu beliau pun membalasnya dengan sabda, 'Sesungguhnya Allah berhak atas apa yang diambil dan yang diberikannya, setiap sesuatu ada ajalnya di sisi-Nya, maka bersabarlah dan berharaplah pahala'. Lalu ia menulis surat lagi kepada beliau dan bersumpah, maka Rasulullah SAW berdiri, aku (Usamah) juga ikut berdiri. bersama beliau juga ada Mu'adz bin Jabal, Ubay bin Ka'b. dan Ubadah bin Shamit, ketika kami masuk rumahnya. orang-orang pun memberikan bayi itu kepada Rasulullah SAW, ruhnya tersenggal-senggal di dadanya. Usamah berkata, "Aku mengira dia berkata seakan-akan mendekati tenggorokan—. Lalu Rasulullah SAW menangis, Ubadah bin Shamit berkata kepada beliau, apakah ini wahai Rasulullah? Beliau menjawab, 'Rahmat yang dijadikan oleh Allah pada manusia, sesungguhnya Allah menyayangi hamba-Nya yang penyayang'. " Shahih: Al Ahkam (164). Muttafaq 'Alaih.
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ لَمَّا تُوُفِّيَ ابْنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِبْرَاهِيمُ بَكَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ الْمُعَزِّي إِمَّا أَبُو بَكْرٍ وَإِمَّا عُمَرُ أَنْتَ أَحَقُّ مَنْ عَظَّمَ اللَّهُ حَقَّهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَدْمَعُ الْعَيْنُ وَيَحْزَنُ الْقَلْبُ وَلَا نَقُولُ مَا يُسْخِطُ الرَّبَّ لَوْلَا أَنَّهُ وَعْدٌ صَادِقٌ وَمَوْعُودٌ جَامِعٌ وَأَنَّ الْآخِرَ تَابِعٌ لِلْأَوَّلِ لَوَجَدْنَا عَلَيْكَ يَا إِبْرَاهِيمُ أَفْضَلَ مِمَّا وَجَدْنَا وَإِنَّا بِكَ لَمَحْزُونُونَ
. Dari Asma' binti Yazid, dia berkata, "Ketika putra Rasulullah SAW, Ibrahim meninggal dunia, Rasulullah pun menangis. Seorang yang bertakziah berkata kepada beliau (mungkin Abu Bakar atau Umar); "Engkau adalah orang yang lebih berhak mengagungkan hak Allah." Rasulullah pun bersabda, 'Air mata berlinang, hati bersedih dan kami tidak mengucapkan apa yang dimurkai Tuhan, seandainya kematian bukan janji yang benar, serta menyeluruh, sesugguhnya yang terakhir mengikut pada yang awal, sungguh kami menemukanmu wahai Ibrahim yang lebih baik dari yang kami temukan, sesungguhnya berpisah denganmu amat menyedihkan'. " Hasan: Ash-Shahihah (1732). Muttafaq 'Alaih juga diriwayatkan hadits yang sejenis.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِنِسَاءِ عَبْدِ الْأَشْهَلِ يَبْكِينَ هَلْكَاهُنَّ يَوْمَ أُحُدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَكِنَّ حَمْزَةَ لَا بَوَاكِيَ لَهُ فَجَاءَ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ يَبْكِينَ حَمْزَةَ فَاسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ وَيْحَهُنَّ مَا انْقَلَبْنَ بَعْدُ مُرُوهُنَّ فَلْيَنْقَلِبْنَ وَلَا يَبْكِينَ عَلَى هَالِكٍ بَعْدَ الْيَوْمِ
. Dari Ibnu Umar: "Bahwa Rasulullah SAW melewati para wanita (suku) Abdul Asyhal sedang menangisi jenazah yang meninggal dunia pada hari Uhud, Rasulullah SAW bersabda. ' Tetapi Hamzah tidak ada yang menangisinya'. Tiba-tida para wanita Anshar datang menangisi Hamzah, Rasulullah tersadar lalu bersabda, 'Celakalah kalian, hal ini tidak akan merubahnya (kematian), pergilah maka hal itu akan merubah, janganlah menangisi orang yang meninggal dunia setelah hari ini'." Hasan Shahih: At-Ta'liq 'ala Ibnu Majah.
Disiksanya Mayit yang Diratapi
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَيِّتُ يُعَذَّبُ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ
. Dari Ibnu Umar, dari Umar bin Khatab dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Mayit itu akan disiksa karena ada yang menangisinya. " Shahih: Al Ahkam (28). Muttafaq Alaih.
عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَيِّتُ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ الْحَيِّ إِذَا قَالُوا وَا عَضُدَاهُ وَا كَاسِيَاهُ وَا نَاصِرَاهُ وَا جَبَلَاهُ وَنَحْوَ هَذَا يُتَعْتَعُ وَيُقَالُ أَنْتَ كَذَلِكَ أَنْتَ كَذَلِكَ قَالَ أَسِيدٌ فَقُلْتُ سُبْحَانَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ { وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى } قَالَ وَيْحَكَ أُحَدِّثُكَ أَنَّ أَبَا مُوسَى حَدَّثَنِي عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَرَى أَنَّ أَبَا مُوسَى كَذَبَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ تَرَى أَنِّي كَذَبْتُ عَلَى أَبِي مُوسَى
. Dari Abu Musa Al Asy'ari, bahwa Nabi SAW bersabda, "Mayit akan disiksa karena tangisan orang yang hidup (keluarganya). dimana mereka berkata, oh penolongku, oh pelindungku, oh pahlawanku dan pemimpinku, serta kalimat lain yang sejenisnya, lalu gagap dan dikatakan; "Kamu juga demikian, kamu juga demikian (bermaksud menjelekan)" Usaid berkata; "Lalu aku mengucapkan, 'Maha suci Allah, sesungguhnya Allah berfirman, "Dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain" (Qs. Al An'aam [6]: 164), celakalah kamu, aku akan membacakan hadits kepadamu, bahwa Abu Musa menyampaikan hadits kepadaku dari Rasulullah SAW, apakah menurutmu Abu Musa berdusta atas Nabi SAW? Atau menurutmu aku berdusta atas nama Abu Musa?" Hasan: At-Ta'liq Ar-Raghib (4/176), Al Misykah (1746).
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ إِنَّمَا كَانَتْ يَهُودِيَّةٌ مَاتَتْ فَسَمِعَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْكُونَ عَلَيْهَا قَالَ إِنَّ أَهْلَهَا يَبْكُونَ عَلَيْهَا وَإِنَّهَا تُعَذَّبُ فِي قَبْرِهَا
. Dari Aisyah, dia berkata, "Ada seorang wanita yahudi meninggal dunia lalu Nabi SAW mendengar orang-orang menangisinya, beliau pun bersabda, 'Sesungguhnya mereka menangisinya, dan sesungguhnya mayit itu akan disiksa di dalam kuburnya,'" Shahih: Muttafaq Alaih.
Bersabar Saat Dilanda Musibah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى
. Dari Anas bin Malik, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kesabaran itu pada pukulan pertama (musibah menimpa)" Shahih: Al Ahkam (22). Muttafaq Alaih.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ ابْنَ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّةِ
. Dari Umamah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Allah SWT berfirman, 'Wahai manusia, jika kamu bersabar, dan mengharap pahala saat pukulan pertama (musibah menimpa), Aku tidak rela (untukmu) pahala lain kecuali surga'. " Hasan: Al Misykah (1758).
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ حَدَّثَهَا أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصَابُ بِمُصِيبَةٍ فَيَفْزَعُ إِلَى مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ مِنْ قَوْلِهِ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ عِنْدَكَ احْتَسَبْتُ مُصِيبَتِي فَأْجُرْنِي فِيهَا وَعَوِّضْنِي مِنْهَا إِلَّا آجَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهَا وَعَاضَهُ خَيْرًا مِنْهَا قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ ذَكَرْتُ الَّذِي حَدَّثَنِي عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ عِنْدَكَ احْتَسَبْتُ مُصِيبَتِي هَذِهِ فَأْجُرْنِي عَلَيْهَا فَإِذَا أَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ وَعِضْنِي خَيْرًا مِنْهَا قُلْتُ فِي نَفْسِي أُعَاضُ خَيْرًا مِنْ أَبِي سَلَمَةَ ثُمَّ قُلْتُهَا فَعَاضَنِي اللَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآجَرَنِي فِي مُصِيبَتِي
. Dari Abu Salamah, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah lalu ia segera melakukan apa yang diperintahkan Allah dengan firman-Nya, 'Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. (Qs. Al Baqarah [2]: 156), ya Allah kepada-Mu aku berharap pahala dalam musibah yang menimpaku, berilah aku ganjaran pahalanya dalam hal ini, dan gantikanlah untukku dengan yang lebih baik darinya', melainkan Allah akan memberinya pahala dan ganti yang lebih baik darinya. "Ia (Ummu Salamah) berkata. "Ketika Abu Salamah meninggal dunia aku ingat hadits yang ia sampaikan kepadaku dari Rasulullah SAW, lalu akupun mengucapkan, "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali, ya Allah kepada-Mu aku berharap pahala dalam musibah yang menimpaku ini, maka berilah pahalanya," tiba-tiba aku ingin mengucapkan, "dan gantikanlah untukku yang lebih baik darinya," aku berkata dalam hatiku: aku mengharapkan ganti yang lebih baik dari Abu salamah? Kemudian aku pun mengucapkannya," maka Allah menggantikannya dengan Muhammad SAW, dan memberiku pahala dalam musibahku." Shahih: Ahkam Al Janaiz (230. Muslim, riwayat dari Ummu Salamah.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَتَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَابًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ أَوْ كَشَفَ سِتْرًا فَإِذَا النَّاسُ يُصَلُّونَ وَرَاءَ أَبِي بَكْرٍ فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا رَأَى مِنْ حُسْنِ حَالِهِمْ رَجَاءَ أَنْ يَخْلُفَهُ اللَّهُ فِيهِمْ بِالَّذِي رَآهُمْ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَيُّمَا أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ أَوْ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ أُصِيبَ بِمُصِيبَةٍ فَلْيَتَعَزَّ بِمُصِيبَتِهِ بِي عَنْ الْمُصِيبَةِ الَّتِي تُصِيبُهُ بِغَيْرِي فَإِنَّ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِي لَنْ يُصَابَ بِمُصِيبَةٍ بَعْدِي أَشَدَّ عَلَيْهِ مِنْ مُصِيبَتِي
. Dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah membuka pintu antara beliau dan orang-orang, atau beliau membuka satir, dilihatnya orang-orang sedang shalat (bermakmum) di belakang Abu Bakar, lalu beliau memuji Allah atas kebaikan kondisi mereka yang beliau lihat, dan berharap semoga Allah menggantikannya untuk mereka orang yang beliau lihat bersama mereka, lalu beliau bersabda, 'Wahai manusia! siapa pun dari manusia atau dari kalangan kaum mukminin yang tertimpa suatu musibah hendaklah ia menghibur musibahnya dengan bercermin padaku daripada musibah yang menimpa selainku, sesungguhnya seseorang dari umatku tidak akan pernah ditimpa musibah yang lebih berat daripada musibahku sepeninggalku. " Shahih: Ar-Raudh (831), Ash-Shahihah (1106).
Pahala Menghibur Orang yang Ditimpa Musibah
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَزِّي أَخَاهُ بِمُصِيبَةٍ إِلَّا كَسَاهُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ مِنْ حُلَلِ الْكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
. Dari Amru bin Hazm, dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda, "Tidaklah seorang mukmin yang menghibur saudaranya yang tertimpa musibah, melainkan Allah SWT akan memakaikannya perhiasan kemuliaan pada hari Kiamat. " Hasan: Al Irwa (764), Ash-Shahihah (195 cetakan baru).
Pahala Orang yang Diuji dengan Meninggalnya Anak
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَمُوتُ لِرَجُلٍ ثَلَاثَةٌ مِنْ الْوَلَدِ فَيَلِجَ النَّارَ إِلَّا تَحِلَّةَ الْقَسَمِ
. Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidaklah seseorang yang ditinggal mati oleh tiga anaknya masuk neraka, melainkan mereka akan menjadi pembebasnya. " Shahih: Azh-zhilal (862). Muttafaq 'Alaih.
عُتْبَةُ بْنُ عَبْدٍ السُّلَمِيُّ فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنْ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا تَلَقَّوْهُ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ دَخَلَ
. Dari Utbah bin Abu As-Sulami, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah tiga anak yang belum baligh dari seorang muslim meninggal dunia, melainkan mereka akan menantinya di pintu-pintu surga yang delapan, ia bisa masuk dari mana saja yang ia kehendaki. " Hasan: At-Ta'liq Ar-Raghib (3/89).
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يُتَوَفَّى لَهُمَا ثَلَاثَةٌ مِنْ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا أَدْخَلَهُمْ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَةِ اللَّهِ إِيَّاهُمْ
. Dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidaklah dua orang (tua) muslim yang ditinggal mati ketiga anaknya yang belum baligh, melainkan Allah akan memasakan mereka ke surga karena karunia kasih sayang Allah kepada anak-anaknya." Shahih: Ar-Raudh (901). Muttafq 'Alaih.
Wanita yang Mengalami Keguguran Kandungan
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ إِذَا احْتَسَبَتْهُ
. Dari Mu'adz bin Jabal, dari Nabi SAW, dia berkata, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesugguhnya bayi yang meninggal keguguran akan menarik tali pusar ibunya ke surga jika ia bersabar mengharap pahala dari Allah. " Shahih: Al Misykah (1754), At-Ta'liq Ar-Raghib (3/92), Al Ahkam (38-39).
Makanan yang Diberikan kepada Keluarga Mayit
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ لَمَّا جَاءَ نَعْيُ جَعْفَرٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ أَوْ أَمْرٌ يَشْغَلُهُمْ
. Dari Abdullah bin Ja'far, dia berkata, "Ketika berita kematian Ja'far sampai pada Nabi SAW, beliau bersabda, 'Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far, karena mereka tengah mengalami hal yang menyibukkan mereka'." Atau "Perkara yang menyibukkan mereka." Hasan: Al Ahkam (167), Al Misykah (1739).
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ قَالَتْ لَمَّا أُصِيبَ جَعْفَرٌ رَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَهْلِهِ فَقَالَ إِنَّ آلَ جَعْفَرٍ قَدْ شُغِلُوا بِشَأْنِ مَيِّتِهِمْ فَاصْنَعُوا لَهُمْ طَعَامًا قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَمَا زَالَتْ سُنَّةً حَتَّى كَانَ حَدِيثًا فَتُرِكَ
.Sesungguhnya keluarga Ja'far tengah disibukkan oleh perkara kematiannya, maka buatkanlah makanan untuk mereka'. " Abdullah berkata, "Hal itu menjadi sunnah hingga beberapa waktu, lalu sunnah itu pun ditinggalkan." Hasan: Juga dalam Al Ahkam.
Larangan Berkumpul dengan Keluarga Mayit dan Membuat Makanan
عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ قَالَ كُنَّا نَرَى الِاجْتِمَاعَ إِلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنْعَةَ الطَّعَامِ مِنْ النِّيَاحَةِ
. Dari Jarir bin Abdullah Al Bajali, dia berkata, "Kami memandang" berkumpul dengan keluarga mayit dan membuat makanan merupakan bagian dari meratapi (mayit)." Shahih: Al Ahkam (167), Takhrij Al iman (95/105).
Orang yang Meninggal Dunia Bukan di Negerinya
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ تُوُفِّيَ رَجُلٌ بِالْمَدِينَةِ مِمَّنْ وُلِدَ بِالْمَدِينَةِ فَصَلَّى عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا لَيْتَهُ مَاتَ فِي غَيْرِ مَوْلِدِهِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ النَّاسِ وَلِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا مَاتَ فِي غَيْرِ مَوْلِدِهِ قِيسَ لَهُ مِنْ مَوْلِدِهِ إِلَى مُنْقَطَعِ أَثَرِهِ فِي الْجَنَّةِ
. Dari Abdullah bin Amru, dia berkata, "Seorang laki-laki yang dilahirkan di Madinah meninggal dunia di Madinah, Rasulullah SAW pun menshalatinya lalu bersabda, 'Seandainya ia meninggal bukan di negeri kelahirannya.' Salah seorang dari mereka bertanya, "Mengapa wahai Rasulullah?" beliau menjawab, 'Sesungguhnya seseorang yang meninggal dunia bukan di negeri kelahirannya, maka jarak dari negeri kelahirannya hingga tempat ia menemukan ajalnya akan diukur nanti di surga'. " Hasan : Al Misykah (1593).
Larangan Mematahkan Tulang Mayit
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَسْرُ عَظْمِ الْمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا
. Dari Aisyah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Mematahkan tulang mayit seperti mematahkannya saat ia masih hidup." Shahih: Al Ahkam (233), Al Irwa' (763).
Sakitnya Rasulullah SAW
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ أَيْ أُمَّهْ أَخْبِرِينِي عَنْ مَرَضِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ اشْتَكَى فَعَلَقَ يَنْفُثُ فَجَعَلْنَا نُشَبِّهُ نَفْثَهُ بِنَفْثَةِ آكِلِ الزَّبِيبِ وَكَانَ يَدُورُ عَلَى نِسَائِهِ فَلَمَّا ثَقُلَ اسْتَأْذَنَهُنَّ أَنْ يَكُونَ فِي بَيْتِ عَائِشَةَ وَأَنْ يَدُرْنَ عَلَيْهِ قَالَتْ فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بَيْنَ رَجُلَيْنِ وَرِجْلَاهُ تَخُطَّانِ بِالْأَرْضِ أَحَدُهُمَا الْعَبَّاسُ فَحَدَّثْتُ بِهِ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ أَتَدْرِي مَنْ الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ تُسَمِّهِ عَائِشَةُ هُوَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ
. Dari Ubaidillah bin Abdullah, dia berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, aku katakan, 'Wahai ibu, kabarklanlah kepadaku tentang sakitnya Rasulullah SAW. Ia pun menjawab, "Beliau sakit, lalu mulai meniup-niup, kami menyerupai meniupnya beliau seperti tiupan orang yang makan anggur kering, beliau pun mendatangi para istrinya, ketika beliau mulai payah beliau meminta izin kepada para istrinya agar beliau berada di rumah Aisyah dan mereka mendatanginya secara bergilir. Aisyah melanjutkan; "Lalu Rasulullah SAW masuk menemuiku, beliau dipapah oleh dua orang laki-laki —kedua kakinya terseret di tanah—, salah satunya adalah Al Abbas. Lalu aku (Ubaidillah) berkata kepada Ibnu Abbas; "Apakah engkau tahu laki-laki yang tidak disebutkan namanya oleh Aisyah? Dia adalah Ali bin Abi Thalib." Shahih: Muttafaq 'Alaih tanpa kalimat "anggur kering".
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ أَذْهِبْ الْبَاسْ رَبَّ النَّاسْ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا فَلَمَّا ثَقُلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ أَخَذْتُ بِيَدِهِ فَجَعَلْتُ أَمْسَحُهُ وَأَقُولُهَا فَنَزَعَ يَدَهُ مِنْ يَدِي ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى قَالَتْ فَكَانَ هَذَا آخِرَ مَا سَمِعْتُ مِنْ كَلَامِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW memohon perlindungan dengan beberapa kalimat berikut, 'Hilangkanlah penyakit wahai Tuhan manusia dan sembuhkanlah —Engkau Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu— kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit'. Ketika Nabi SAW mulai payah —saat sakit yang meyebabkan kematian beliau— aku memegang tangan beliau lalu aku mengusapnya sambil berharap kesembuhan, beliau menarik tangannya dari tanganku kemudian berkata, 'Ya Allah ampunilah aku dan temukanlah aku dengan Dzat Maha Tinggi. 'Aisyah berkata; "Inilah kalimat terakhir yang aku dengar dari ucapan beliau SAW." Shahih: Ash-Shahihah (2775). Muttafaq 'alaih dengan kata "yu 'awidz " (berlindung) dan kata ini yang terjaga.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ نَبِيٍّ يَمْرَضُ إِلَّا خُيِّرَ بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ قَالَتْ فَلَمَّا كَانَ مَرَضُهُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ أَخَذَتْهُ بُحَّةٌ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ فَعَلِمْتُ أَنَّهُ خُيِّرَ
. Dari Aisyah, dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang nabi mengalami sakit melainkan diberikan pilihan baginya antara dunia dan akhirat Aisyah berkata, "Ketika beliau mengalami sakit yang membuatnya meninggal dunia, beliau mengeluarkan suara yang keras, aku mendengar beliau membaca Ayat. 'Bersama orang-orang yang dianugerhahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih'. (Qs. An-Nisaa" [4]: 69) maka aku mengetahui tahu bahwa beliau diberikan pilihan. Shahih: Muttafaq 'Alaih.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ اجْتَمَعْنَ نِسَاءُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تُغَادِرْ مِنْهُنَّ امْرَأَةٌ فَجَاءَتْ فَاطِمَةُ كَأَنَّ مِشْيَتَهَا مِشْيَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَرْحَبًا بِابْنَتِي ثُمَّ أَجْلَسَهَا عَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ إِنَّهُ أَسَرَّ إِلَيْهَا حَدِيثًا فَبَكَتْ فَاطِمَةُ ثُمَّ إِنَّهُ سَارَّهَا فَضَحِكَتْ أَيْضًا فَقُلْتُ لَهَا مَا يُبْكِيكِ قَالَتْ مَا كُنْتُ لِأُفْشِيَ سِرَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ مَا رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ فَرَحًا أَقْرَبَ مِنْ حُزْنٍ فَقُلْتُ لَهَا حِينَ بَكَتْ أَخَصَّكِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَدِيثٍ دُونَنَا ثُمَّ تَبْكِينَ وَسَأَلْتُهَا عَمَّا قَالَ فَقَالَتْ مَا كُنْتُ لِأُفْشِيَ سِرَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا قُبِضَ سَأَلْتُهَا عَمَّا قَالَ فَقَالَتْ إِنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُنِي أَنَّ جِبْرَائِيلَ كَانَ يُعَارِضُهُ بِالْقُرْآنِ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً وَأَنَّهُ عَارَضَهُ بِهِ الْعَامَ مَرَّتَيْنِ وَلَا أُرَانِي إِلَّا قَدْ حَضَرَ أَجَلِي وَأَنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِي لُحُوقًا بِي وَنِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ فَبَكَيْتُ ثُمَّ إِنَّهُ سَارَّنِي فَقَالَ أَلَا تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِي سَيِّدَةَ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ أَوْ نِسَاءِ هَذِهِ الْأُمَّةِ فَضَحِكْتُ لِذَلِكَ
. Dari Aisyah, dia berkata, "Para istri Nabi SAW berkumpul dan tidak satu pun dari mereka yang pergi, lalu datanglah Fatimah seakan-akan berjalannya Fatimah seperti berjalannya Rasulullah SAW, beliau pun menyambutnya, 'Selamat datang putriku.' Kemudian beliau mempersilakannya duduk di sebelah kiri kalian, kemudian beliau berbicara kepadanya dengan suatu yang mengembirakannya, Fatimah pun menangis kemudian beliau menghiburnya dan Fatimah pun tertawa pula. Aku (Aisyah) bertanya kepada Fatimah, apakah yang membuatmu menangis? Fatimah menjawab, "Aku tidak akan membeberkan rahasia Rasulullah SAW." Aku (Aisyah) berkata, "Aku tidak melihat kebahagiaan yang lebih mendekati kesedihan seperti hari ini, aku pun berkata kepada Fatimah saat ia menangis, "Apakah Rasulullah SAW mengkhususkanmu dalam berbicara tanpa kami kemudian kamu menangis?" Dan aku pun menanyakan apa yang dikatakan Rasulullah SAW. Fatimah menjawab, "Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah SAW." Hingga ketika beliau sudah wafat aku bertanya lagi kepada fatimah tentang apa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW, Fatimah pun menjawab, "Sesungguhnya beliau mengabarkan kepadaku bahwa Jibril membawakan (mengajarkan) Al Qur'an setiap tahun sekali, dan Jibril menjabarkannya pada tahun ini dua kali, Rasulullah SAW pun bersabda bahwa hal ini tidaklah memperlihatkan kepadaku melainkan ajalku telah tiba dan sesungguhnya engkau (Fatimah) adalah keluarga yang paling dahulu menyusulku, dan betapa nikmatnya aku yang mendahuluimu. Aku pun menangis. Kemudian beliau menghiburku dan bersabda, 'Tidakkah kamu rela menjadi pemimpin wanita-wanita yang beriman atau wanita-wanita umat ini?' Aku pun tertawa karena hal itu." Shahih: Muttafaq 'Alaih.
عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَشَدَّ عَلَيْهِ الْوَجَعُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Masruq dia berkata, "Aisyah berkata: aku tidak melihat seseorang yang mengalami sakit lebih berat dari Rasulullah SAW." Shahih: Bukhari, pembahasan tentang orang sakit. Muslim, pembahasan tentang berbuat baik.
أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ آخِرُ نَظْرَةٍ نَظَرْتُهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَشْفُ السِّتَارَةِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ فَنَظَرْتُ إِلَى وَجْهِهِ كَأَنَّهُ وَرَقَةُ مُصْحَفٍ وَالنَّاسُ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ فِي الصَّلَاةِ فَأَرَادَ أَنْ يَتَحَرَّكَ فَأَشَارَ إِلَيْهِ أَنْ اثْبُتْ وَأَلْقَى السِّجْفَ وَمَاتَ مِنْ آخِرِ ذَلِكَ الْيَوْمِ
. Dari Anas bin Malik, "Pandangan terakhir aku melihat Rasulullah SAW adalah saat beliau membuka satir pada hari senin lalu aku melihat wajah beliau seakan-akan kertas putih, sementara orang-orang berada di belakang Abu Bakar melakukan shalat, Abu Bakar ingin pindah, lalu Rasulullah SAW memberikan isyarat agar tetap (tidak pindah) dan melemparkan satir. Beliau pun meninggal dunia di penghujung hari itu." Shahih: Mukhtashar Asy-Syama'il (322). Muttafaq Alaih.
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ الصَّلَاةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى مَا يَفِيضُ بِهَا لِسَانُهُ
. Dari Umu Salamah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda saat beliau sakit yang membuatnya meninggal dunia, "Shalat, dan budak-budak kalian" Beliau senantiasa mengucapkannya hingga lisan beliau tidak lagi mengeluarkan kalimat tersebut." Shahih: Al Irwa' (7/238), Takhrij As-Shirah (501).
عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ ذَكَرُوا عِنْدَ عَائِشَةَ أَنَّ عَلِيًّا كَانَ وَصِيًّا فَقَالَتْ مَتَى أَوْصَى إِلَيْهِ فَلَقَدْ كُنْتُ مُسْنِدَتَهُ إِلَى صَدْرِي أَوْ إِلَى حَجْرِي فَدَعَا بِطَسْتٍ فَلَقَدْ انْخَنَثَ فِي حِجْرِي فَمَاتَ وَمَا شَعَرْتُ بِهِ فَمَتَى أَوْصَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. Dari Al Aswad, dia berkata, "Orang-orang menyebutkan —di sisi Aisyah— bahwa Ali adalah orang yang diberi wasiat, Aisyah pun berkata, "Kapan beliau memberikan wasiat kepadanya? Padahal aku menjadi sandaran beliau yang menyandar di dadaku —atau dalam bilikku— lalu beliau meminta wadah air. Beliau pun berbaring dalam bilikku hingga meninggal dunia, sementara aku tidak merasakan adanya (Ali), lalu kapan Rasulullah SAW memberikan wasiat?" Shahih: Mukhtashar Asy-Syama'il (323) Muttafaq 'Alaih.
Menyebutkan Wafatnya Rasulullah SAW
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ عِنْدَ امْرَأَتِهِ ابْنَةِ خَارِجَةَ بِالْعَوَالِي فَجَعَلُوا يَقُولُونَ لَمْ يَمُتْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هُوَ بَعْضُ مَا كَانَ يَأْخُذُهُ عِنْدَ الْوَحْيِ فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ فَكَشَفَ عَنْ وَجْهِهِ وَقَبَّلَ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَقَالَ أَنْتَ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ مِنْ أَنْ يُمِيتَكَ مَرَّتَيْنِ قَدْ وَاللَّهِ مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعُمَرُ فِي نَاحِيَةِ الْمَسْجِدِ يَقُولُ وَاللَّهِ مَا مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا يَمُوتُ حَتَّى يَقْطَعَ أَيْدِيَ أُنَاسٍ مِنْ الْمُنَافِقِينَ كَثِيرٍ وَأَرْجُلَهُمْ فَقَامَ أَبُو بَكْرٍ فَصَعِدَ الْمِنْبَرَ فَقَالَ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَمْ يَمُتْ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ { وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ } قَالَ عُمَرُ فَلَكَأَنِّي لَمْ أَقْرَأْهَا إِلَّا يَوْمَئِذٍ
. Dari Aisyah, dia berkata, "Ketika Rasulullah SAW meninggal dunia —sementara Abu Bakar berada di samping istrinya, putri Kharijah dari (bani) Al Awaliy— orang-orang berkata, "Nabi SAW tidak meninggal dunia, beliau hanya mengalami kondisi menerima wahyu." Lalu datanglah Abu Bakar, kemudian ia menyingkap wajah Nabi dan mencium bagian diantara kedua mata beliau lalu berkata, 'Engkau sosok yang paling mulia di sisi Allah untuk diwafatkan dua kali, Demi Allah, Rasulullah SAW telah wafat'. Umar yang berada di sudut masjid berkata, 'Demi Allah, Rasulullah tidak meninggal dunia, dan tidak akan mati hingga tangan dan kaki orang-orang munafik terpotong.' Abu Bakar berdiri lalu naik mimbar dan berkata, 'Siapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah Maha Hidup, siapa yang menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah wafat, "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Qs. Aali 'Imraan [3]: 144) Umar berkata, "Seakan-akan aku belum pernah membaca ayat itu kecuali saat itu saja." Shahih: Tanpa ada kata "Wahyu". Bukhari, pembahasan tentang jenazah.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَمَّا وَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ كَرْبِ الْمَوْتِ مَا وَجَدَ قَالَتْ فَاطِمَةُ وَا كَرْبَ أَبَتَاهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا كَرْبَ عَلَى أَبِيكِ بَعْدَ الْيَوْمِ إِنَّهُ قَدْ حَضَرَ مِنْ أَبِيكِ مَا لَيْسَ بِتَارِكٍ مِنْهُ أَحَدًا الْمُوَافَاةُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
. Dari Anas bin Malik, dia berkata, "Ketika Rasulullah SAW mendekati saat kritis kematian, beliau merasakan sakit yang menyulitkannya, Fatimah bertanya: apakah terasa sakit sekali wahai ayah, Rasulullah menjawab, 'Tidak ada sakit yang menyulitkan ayahmu setelah hari ini, sesungguhnya telah hadir pada ayahmu hal yang tidak seorang pun bisa meninggalkannya, yaitu kematian, hingga hari kiamat'. " Hasan Shahih: Ash-Shahihah (1738), Mukhtashar Asy-Syama'il (334), Bukhari tanpa redaksi, "Sesungguhnya telah hadir.... "
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَتْ لِي فَاطِمَةُ يَا أَنَسُ كَيْفَ سَخَتْ أَنْفُسُكُمْ أَنْ تَحْثُوا التُّرَابَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. عَنْ أَنَسٍ أَنَّ فَاطِمَةَ قَالَتْ حِينَ قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَا أَبَتَاهُ إِلَى جِبْرَائِيلَ أَنْعَاهُ وَا أَبَتَاهُ مِنْ رَبِّهِ مَا أَدْنَاهُ وَا أَبَتَاهُ جَنَّةُ الْفِرْدَوْسِ مَأْوَاهُ وَا أَبَتَاهُ أَجَابَ رَبًّا دَعَاهُ قَالَ حَمَّادٌ فَرَأَيْتُ ثَابِتًا حِينَ حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيثِ بَكَى حَتَّى رَأَيْتُ أَضْلَاعَهُ تَخْتَلِفُ
. Dari Anas bin Malik, dia berkata; fatimah berkata kepadaku, "Wahai Anas, bagaimana diri kalian bisa menerima dan rela menaburkan debu (tanah) pada (kubur) Rasulullah SAW?" Dan dari Anas (pula); bahwa Fatimah berkata, —saat Rasulullah SAW meninggal dunia— 'Ayah, kepada jibril kami kabarkan berita kematiannya. Ayah dekat dengan Tuhannya. Ayah, surga Firdaus menjadi tempat tinggalnya. Ayah yang memenuhi panggilan Tuhannya.' Hammad berkata, "Aku melihat Tsabit —ketika menyampaikan hadits ini — ia menangis hingga aku lihat sendi-sendi tulang beliau lemah'." Shahih: Ar-Raudh (74). Bukhari.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي دَخَلَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ أَضَاءَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ فَلَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي مَاتَ فِيهِ أَظْلَمَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ وَمَا نَفَضْنَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَيْدِيَ حَتَّى أَنْكَرْنَا قُلُوبَنَا
. Dari Anas, dia berkata, "Pada hari di mana Rasulullah masuk ke Madinah, segala sesuatu yang ada di Madinah menjadi terang, maka pada hari di mana Rasululah SAW meninggal dunia, segala sesuatu yang ada di Madinah menjadi gelap, tangan-tangan kami tidak mampu menguburkan Nabi SAW hingga hati kami mengingkarinya." Shahih: Al Mukhtashar (329), Al Misykah (5962).
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كُنَّا نَتَّقِي الْكَلَامَ وَالِانْبِسَاطَ إِلَى نِسَائِنَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَخَافَةَ أَنْ يُنْزَلَ فِينَا الْقُرْآنُ فَلَمَّا مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكَلَّمْنَا
. Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Dahulu kami takut berbicara dan terbuka terhadap para istri kami di masa Rasulullah SAW (masih hidup) karena takut akan diturunkan ayat Al Qur'an yang berkenaan dengan kami, ketika Rasulullah SAW telah meninggal dunia kami pun (mulai berani) berbicara." Shahih: Bukhari, dalam pembahasan tentang nikah.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعُمَرَ انْطَلِقْ بِنَا إِلَى أُمِّ أَيْمَنَ نَزُورُهَا كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُورُهَا قَالَ فَلَمَّا انْتَهَيْنَا إِلَيْهَا بَكَتْ فَقَالَا لَهَا مَا يُبْكِيكِ فَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِرَسُولِهِ قَالَتْ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِرَسُولِهِ وَلَكِنْ أَبْكِي أَنَّ الْوَحْيَ قَدْ انْقَطَعَ مِنْ السَّمَاءِ قَالَ فَهَيَّجَتْهُمَا عَلَى الْبُكَاءِ فَجَعَلَا يَبْكِيَانِ مَعَهَا
. Dari Anas, dia berkata, "Abu Bakar berkata —setelah Rasulullah SAW wafat— kepada umar, "Marilah kita pergi mengunjungi Ummu Aiman sebagaimana Rasulullah selalu mengunjunginya'. (Anas melanjutkan) Ketika kami sampai kepadanya, dia menangis, lalu keduanya (Abu Bakar dan Umar) berkata, 'Apa yang membuatmu menangis? Apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasul-Nya.' Dia menjawab, "Sesungguhnya aku tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya, tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit' (Anas melanjutkan kisahnya) hal itu membuat keduanya menangis, keduanya pun menangis bersama Ummu Aiman." Shahih: Muslim (7/144).
عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ يَعْنِي بَلِيتَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ
. Dari Aus bin Aus, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sesugguhnya di antara hari-hari kalian yang paling bagus adalah hari Jum'at, di hari itu Adam diciptakan, terjadinya tiupan (sangkakala kedua), terjadinya tiupan (sangkakala pertama), maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari itu, sesungguhnya shalawat kalian akan disampaikan kepadaku." Seseorang berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami akan disampaikan kepada engkau sedangkan engkau telah binasa?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi" Shahih: Ini adalah hadits yang sering diulang (1094).